Minggu, 29 November 2009

Gula Fruktosa Dari Singkong 3

Dari pati ke lem kanji
Tetapi bagaimana mercka mengubah pati singkong menjadi gula fruktosa?
Kalau dipikir-pikir, prosesnya tidak serumit proses pembuatan gula pasir dan tebu. Tetapi juga tidak begitu sederhana sebagamana digampang-gampangkan olch para penganjurnya. Ubi kayu yang sudah dicuci bersili, dirajang dan digiling dengan mesin, sambil diguyur air, agar dapat diambil sari patinya. Pabrik yang harus mengolah singkong berton-ton sehari, tidak sempat mengupas singkong kulit ubi itu satu per satu. Lagi , air yang mengandung pati itu toli bisa melayang sendiri di bagian atas nanti, dan dapat dialirkan ke bak lain, sementara kulit, ampas Jan kotoran mengendap dengan sendirlya di bagian bawah bak penampung hasil rajangan.
Air berpati ini setelah berkumpul cukup banyak perlu diencerkan lagi, sampai diperolch larutan yang kepekatan tepungnya tetap inantap, sekitar 35%. Larutan seencer inilah yang kemudian dicarnpur dengan asam chlorida encer dulu agar suasananya asarn (pH antara 6,0 dan 6,5), schingga mudah diionisasikan. jadi lebili cepat buyar berantakan. Kemudian dibubulikan enzim alphaaiti),lase (diperdagangkan sebagal Termarnyl) sambil dipanaskan. "alam suasana asarn panas inilah, zat pati yang ada diubah menjadi dextrin sermia, hanya dalam bebcrlpa jam saja.
Dextrin ialah zat pati juga, tetapi berbentuk lain, yang sebenarnya sudah lamajuga kita kenal sebagai lem kanji. Di Amerika, dextrin jagung waxy corn, Zea tnays eratina, digunakan secara besar -besaran untuk merekat Prangko, meterai tempel dan surat udara.
Bagaimana cara kerja enzim itu dalam proses bongkar-membongkar molekul zat pati menjadi moIckul dextrin itu? Umat manusia baru mengetahui seluk beluk enzim, ketika para kimiawan pada tahun 1800 mempelajari reaksi kimia akibat scsuatu zat yang dlhasilkan olch ragi Saccharomyces. Lalu mereka menggunakan istilah Yunam, enzyme, (yang berarti ragi), bagi zat itu. Ragi (Saccharomyces) yang menghasilkan ragi (,enzim)!
Pada penelitian itu ditarik kesimpulan, bahwa cairan yang diperas dari ragi bir Saccharomyces carlsbergensis berlaku seperti anak kuncl pembuka proses, terbuat dari rangkaian atom yang terus menerus bergerak.
Untuk memahami kesimpulan ini, marilah membayangkan bahwa sebutir sel ragi dapat kita gilas sampai gepeng, dengan penggilas adonan kue. Andaikata kita mampu menggilas sampai beberapa juta kali, niscaya butiran sel ragi yang semula sebesar titik. pada huruf 1 ini sudah pipih seperti kain plastik panjang lebar, yang meliputi seluruh Lapangan Banteng. Sekarang barulah tampak bahwa ragi itu tersusun dari atom dan elektron ribuan juta billiun banyaknya. Semuanya tidak diam seperti besi tua, tetapi bergerak terus-mencrus, selama hayat dikandung badan. Tiap elektron saling balapan mengelilingi proton pada masilig-masing atom. Atom yang membentuk molckul berputar-putar seperti pcluru lager roda gila. Gigi roda yang satu pas betul masuk ke-gigi roda yang lain.
Namun enzim itu belum juga berhasil dibuat secara sintetik. Ia masih terpaksa dibuat dengan Jalan membiakkan bakteri (Bacillus) dan kapang (Aspergillus), kemudian mernisahkan enzim buatannya masing-masing dari sisa isi tempat pembiakan. Alpha-amilase, untuk memecah arnylum menjadi dekstrin, dihasilkan dari biakan murni Bacillus subtilis, dan sudah lama diperdagangkan di Amerika sebagai Buclamase dan Fortizyme. Di kalangan kedokteran, ia dipakai sebagai digestan, pendobrak kemacetan pencernaart makanan dalam usus halus, karena produksi amylase buatan pancreas sendiri kurang. (Perut terasa sebah). Sayang, enzim ini tidak tahan suhu tinggi, sehingga untuk tugas dalam. pabrik gula singkong kurang mernuaskan. Kita kemudian beralih memakai Tertnamyl (alpha-amylase juga, yang tahan suhu tinggi), hasil biakan murni Bacillus licheniformis. Amylo-glucosidase, untuk memecah dekstrin lebih lanjut.menjadi glukosa, dihasilkan dari biakan murni Aspergillus niger. SeJenis kapang, yang biasa timbul pada buah~buahan, sayuran dan bahan makanan yang membusuk.
Sweetzyme (isomerase yang mendorong isomed glukosa menjadi fruktosa) dihasilkan dari biakan murni Bacillus coagulat's. Pembuatan enzim untuk industri gula singkong ini dikembangkan olch Novo industri, Bagsvaerd, Denmark. Tetapi dalam waktu singkat telah ditiru oleh negara lain, yang merasa perlu mencari gula pengganti bagi gula tebunya. Mudah-mudahan Indonesia kita dapat mendirikan pabrik enzim. Sendiri juga, dalam waktu yang tidak usah terlalu lama.
Enzim arnylase pun, mula-mula bergabung dengan molckul besar zat pati yang akan dibongkar itu, seperti anak kunci bergabung dengan kunci pintu rumah hantu, dengan jalan masuk ke dalam lubang kunci. Kemudian, karena kunci itu diputar dan gigi-giginya pas betul dengan gigi-gigi induk kunci pada pintu, maka pintu itu bisa dibuka. Tetapi kunci arnylase tidak perlu kita putar. la bisa berputar sendiri, kemudian memecah ikatan molekul besar zat pati yang telah dimasukinya. Sesudah molekul zat pati pecah dan molekul pecahannya berantakan, kunci amylase itu lepas lagi sendiri meninggalkan lubang dari molelcul pertama tadi. Ia pindah ke molekul zat pati lain yang belum berantakan. Begitu seterusnya, ia. Keluar-masuk lubang kunci berulang-ulang, puluhan juta kali.
Karena enzim kadang-kadang disebut juga ferment, maka proses yang.digerakkan oleh anak kunci bergigi itu tidak lazim disebut enzimasi, melainkan fermentasi.
Dari lem ke gula Dextrin hasil fermentasi kemudian dipompa ke dalam tangki penggulaan untuk diragikan lebib lanjut menjadi gula glukosa. Sekarang proses dilanj'utkan olch enzim atnylo-glukosidase, dengan dibubuhl asam chlorida (agar pH cairan turun menjadi 4,5), kemudian dipanaskan pula. Dalam waktu. 2 hari, hasilnya dapat dipungut, berupa sirop gula glukosa. Tetapi sudah tentu masili kotor. Karena itu semuanya dipompa ke tempat penyaringan, berisi karbon (arang) aktif, yang daya penyerapan kotorannya kuat sekali. Bagi Indonesia kita, karbon aktif ini juga barang impor. Tetapi sudah lama juga diangan-angankan untuk tidak mengimpor karbon aktif semacam itu lagi, kalau kita berhasil membuatnya sendiri darl tempurung kelapa yang dibuang percuma berlimpah-limpah sebagai limbah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar