Bagaimana kita tidak dijejali oleh hal-hal yang remeh jika acara-acara infotainment yang kita lihat banyak berisi hal-hal semacam: bagaimana detil proses persalinan seorang selebriti, bagaimana gaya pacaran sang artis, bagaimana detil pesta perkawinan sepasang selebriti, apa isi bagasi mobil artis, mengapa sejumlah penyanyi memasukkan lagu lama dalam album mereka, apa arti kacamata bagi seorang selebritis, liburan artis diisi oleh apa saja, berapa banyak sepatu yang dimiliki seorang ternama, mengapa ia gemar mengoleksi barang tertentu, dan hal-hal lainnya yang sungguh tak penting artinya bagi masyarakat.
Jadi, jika hanya hal-hal yang remeh itu yang kita tonton di layar kaca, maka memori kita pun hanya diarahkan untuk berpikir yang trivial, remeh, dan dangkal pula. Akhirnya, wajar jika apa yang kita percakapkan dengan orang lain di sekitar kita pun hanya seputar gosip-gosip artis tersebut. Kita akan kehilangan kesempatan untuk menyadari substansi, perenungan, kedalaman, hal-hal yang penting dan berguna, karena kita telah terbuai oleh hal-hal yang remeh saja.
Ditambah lagi, banyak hal yang sifatnya berada dalam wilayah pribadi yang diangkat oleh media ke dalam wilayah publik melalui acara-acara infotainment ini. Ini memunculkan masalah etika. Misalnya, konflik-konflik hubungan keluarga atau kekasih yang seharusnya hanya dikonsumsi kalangan terbatas menjadi santapan publik seantero negeri. Kadang-kadang, dalam menayangkannya, detil-detil yang ditampilkan melalui penuturan si artis atau orang lain yang terkait membuat kita mengelus dada, karena banyak hal yang ditampilkan sangat mungkin melukai perasaan orang lain, amoral, dan tidak pantas.
Soal etika tampaknya dilupakan oleh media. Sebab, selain pembuatnya kehilangan sensitivitas untuk menilai bahwa hal tersebut bermasalah, juga karena konflik, pertentangan, perseteruan atau kontroversi justru menjadi santapan lezat media.
Semoga banjirnya acara infotainmentdi TV tidak membuat kita terlena untuk menikmatinya terusmenerus di rumah. Semoga kita menyadari bahwa menikmatinya secara berlebihan barangkali memenuhi hasrat voyeuristik kita, namun potensial membuat kita bebal karena terjebak pada hal-hal yang trivial.
*)pemerhati masalah media dari Lembaga MARKA
v Menghindari Gosip
Alihkan Pembicaraan
§ Senantiasa menjaga etika berteman, seperti; tidak memotong perkataan, selalu menghormati, tidak menyakiti hati, selalu tersenyum, sehingga kita disegani.
§ Saat teman kita mulai bergosip, jangan dulu memotong ceritanya. Biarkan sampai titik satu kalimat, lalu kita alihkan pembicaraan ke arah lain yang bisa menarik mereka.
§ Kalau kita sudah tidak mampu membendung gossip, segera ambil tindakan. Kalau perlu keluarkan dalil tentang larangan membicarakan orang lain. Kalau tidak mempan, segera keluar dari forum tersebut. Tentunya dengan cara-cara yang baik dan sopan,
v Kiat Menghindari
Banyak Berdo'a dan Berzikir
§ Tanamkan dalam diri bahwa bergosip merupakan perbuatan yang dilarang Allah, bila yang digosipkan tidak benar disebut fitnah dan bila benar disebut ghibah. Keduanya sama-sama tercela.
§ Banyak berdoa dan berdzikir kepada Allah agar bisa terjaga dan tidak terjerumus pada perbuatan tersebut.
§ Bergabunglah dengan majlis ilmu / taklim yang menyeru kepada iman dan taqwa dan jangan bergaul dengan orang-orang yang sedang iseng atau ngrumpi tanpa tujuan yang jelas (karena biasanya yang dibicarakan adalah hal-hal negatif).
§ Bila memang terpaksa bergaul dengan orang-orang yang senang bergosip, bersabarlah dan bersikap selektif terhadap baik buruknya.
§ Bila pembicaraan sudah menyimpang, usahakan untuk mengalihkan ke topik lain atau meluruskannya dengan cara lemah lembut dan bijaksana.
· Hindari pembicaraan yang bertele-tele dan kurang bermanfaat.
· Hindari kebiasaan berkumpul dengan orang-orang yang biasa bergosip.
· Bila ada orang lain yang memancing pembicaraan yang kurang bermanfaat (gosip) dengan kita, usahakan tidak ditanggapi tapi alihkan pada pembicaraan lain yang lebih bermanfaat.
· Selalu bawalah catatan-catatan kecil atau bacaan Quran untuk dibaca, dipahami dan dihafalkan sewaktu-waktu sehingga pikiran kita lebih terfokus pada bacaan yang kita bawa.
· Sering berpuasa/menahan lapar, karena dalam kondisi perut kosong bisa mengurangi kecenderungan kita untuk banyak bicara.
· Tanamkan niat dalam hati untuk menghindari bergosip.
· Usahakan anda yang membuka pembicaraan dengan rekan-rekan anda.
· Bicarakanlah tentang-tentang hal-hal yang menarik di sekitar kehidupan anda.
· Pilih topik yang menarik. Arahkan topik pembicaraan anda pada perihal yang bermanfaat, misalnya tentang hal yang menggugah perasaan dan nurani.
Sabtu, 28 November 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar