Tes yang pernah dilakukan terhadap beberapa ratus pria yang bersedia menjadi sukarelawan untuk tidak tidur selama berhari-hari menunjukkan, setelah 4 - 8 hari, memang tidak terjadi kemerosotan fisik yang berarti. Namun dalam 24 jam saja tidak tidur, gejala gangguan mental serius sudah terlihat, seperti cepat marah, memori hilang, timbul halusinasi, ilusi, dan sebagainya. Meski begitu, dengan tidur kembali keesokan harinya sernua gangguan itu hilang. Malah ada ahli menyatakan, mendingan orang tidak makan dan minum daripada tidak tidur. Tes laboratorium pada hewan menunjukkan, mereka bisa bertahan hidup tanpa makan dan minum sampai 20 hari, tapi tidak tidur hanya bertahan tidak lebih dari lima hari.
Sejumlah ahli yang memonitor aktivitas tubuh menuju tidur menambahkan, saat tidur pikiian dan otot-otot kita saling merangsang. Ketegangan otot menyebabkan korteks terus aktif sedangkan ketegangan otak menyebabkan otot terus aktif. Kelelahan akan mengurangi irama kerja otot, demikian juga di kala beristirahat, sehingga semua ini akan menurunkan kegiatan dalam korteks.
Menurunnya aktivitas dalam korteks akan membiarkan otot-otot kita semakin rileks. Begitu rangsangan antara pikiran dan otot menurun, kita akan mengantuk lalu tertidur. Selagi tidur, jantung kita akan berdetak lebih lamban, tekanan darah menurun, dan pembuluh-pembuluh darah melebar. Suhu badan turun sekitar 0,5º F tetapi perut dan usus tetap bekerja. Sementara tidur, tubuh sekali-kali bergerak. Gerakan sebanyak 20 - 40 kali masih dianggap normal. Terganggu insomnia berarti kerja pikiran dan otot tidak berjalan seiring. Pikiran kita akan sulit tertidur bila otot masih tegang. Sebaliknya, akan sulit bagi otot untuk tertidur jika pikiran masih terjaga, tegang, dsh.
Menurut Roan, dikatakan sehat dan normal bila begitu naik ke atas tempat tidur dengan tatanan rapi, bantal enak dan empuk, kurang lehih selang 30 menit sudah tertidur, bahkan ada orang begitu mencium bantal dalain 3 - 5 menit langsung tertidur.
Gerak bola mata cepat "Tidur itu ada stadiumnya, tidur dangkal dan tidur dalam," kata Roan. Saat mulai tertidur hingga sekitar I - 1,5 jam kemudian, stadium tidur dangkal berubah menjadi dalam. Saat mencapai tidur dangkal kedua kalinya, bola mata tampak bergerak cepat (rapideye movement sleep = REM Sleep). Ini berlangsung selama 15 - 20 menit, kemudian masuk lagi ke stadium yang lebih dalam. Setelah lewat I - 2 jam, timbul kembali tidur REM tahap 2, yang berlangsung 15 - 20 monit. Selama 7 - 8 jam tidur bisa 4 - 5 kali tidur REM.
Tidur REM beberapa kali harus terjadi selama tidur. Kalau tidak, tidur berikutnya ikut kacau. Seandainya selama dua minggu selalu terbangun atau dibangunkan dalam stadium tidur REM, hingga minggu berikutnya badan menuntut tidur REM lebih banyak atau sering mengantuk. Kalau dalam keadaan normal tidur REM hanya 25% dari seluruh tujuh jam tidur, bila selama dua minggu terganggu, membutuhkan sampai 65%. Tidur REM ini memberikan ciri beberapa gangguan jiwa tertentu. Seseorang yang depresi, tidur REM yang 4 - 5 kali ~olama 7 jam, bergeser lebih dekat dengan awal tidur. Pada lansia, tidur REM bergeser dekat pagi hari.
Kamis, 26 November 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar