Sabtu, 28 November 2009

Capung Si Jago Terbang

Capung Si Jago Terbang


Hewan yang satu ini memang sangat jago kalau untuk urusan terbang. Malah, dalam sebuah penelitian, sistem penerbangan capung dianggap lebih unggul dari penerbangan helikopter sekalipun. Kok, bisa ya?
Desain model terakhir helikopter Sikorsky yang terkenal di dunia, dibuat menggunakan capung sebagai model. Dalam proyek ini, perusahaan IBM membantu mendesain Sikorsky dengan memuat gambar-gambar capung dalam komputer khusus.
Setelah itu, dengan mengambil contoh capung, ribuan ilustrasi dibuat dalam komputer. Helikopter Sikorsky meniru rancangan sempurna dan kemampuan manuver dari seekor capung.
Singkatnya, tubuh seekor serangga kecil memiliki desain lebih unggul dari rancangan manusia. Teknologi penerbangan capung dan desain sayapnya mengemukakan suatu fakta bahwa makhluk kecil ini memperlihatkan kepada kita desain menakjubkan pada eiptaan Allah.
Capung memiliki dua pasang sayap yang ditempatkan secara diagonal pada tubuhnya, ini memungkinkannya melakukan manuver sangat cepat. Ia memliki keahlian yang hebat, tapi kegunaannya bergantung pada sejauh mana ia dapat di-kendalikan. Sebenarnya, untuk dapat melayang pada posisi tetap di udara atau mendarat di tempat yang diinginkan adalah sama pentingnya dengan kemampuan terbang itu sendiri. Untuk itulah, manusia merancang pesawat terbang dengan kemampuan manuver yang tinggi, yaitu helikopter.
Akan tetapi, penelitian terkini telah menemukan fakta yang sangat mencengangkan. Teknologi penerbangan helikopter modern ternyata sangat tertinggal jauh dibanding dengan seekor makhluk mungil yang mampu terbang. Makhluk ini adalah capung.
Sistem penerbangan capung adalah sebuah keajaiban desain dengan teknologi terbang yang mengalahkan semua mesin buatan manusia. Dengan alasan inilah, ia dapat mencapai kecepatan lima .puluh kilometer per jam dalam waktu sangat singkat, hal yang sungguh luar biasa bagi seekor serangga. Seorang atlet olimpiade dalam perlombaan lari seratus meter, hanya mampu berlari tiga puluh sembilan kilometer per jam.
Ada satu persyaratan lagi untuk penerbangan yang baik. Penerbangan sangatlah berbahaya jika tidak didukung oleh sistem. penglihatan yang baik. Untuk itulah, pesawat terbang dan helikopter modern memiliki sistem visual canggih. Capung juga memiliki sistem visual teramat canggih. Ia memiliki mata mikro ber-jumlah keseluruhan tiga puluh ri-bu buah, dan setiap mata men-garah ke titik yang berbeda.
Semua informasi dari mata-mata mikro ini diteruskan ke otak capung, yang kemudian mengolah-nya seperti komputer. Dengan sistem ini, capung memiliki kemampuan melihat yang luar biasa. Kemampuan manuver capung lebih unggul dari yang dimiliki helikopter. Misalnya, dengan satu manuver cepat di menit terakhir, capung berhasil menyelamatkan diri dari truk yang datang dari arah berlawanan.
Bahkan capung mampu meloloskan diri dari dua bahaya.yakni ketika ia harus menghindar dari menabrak kaca depan mobil yang sedang melaju ke arahnya dan harus lolos dari burung yang memburunya. la berhasil menyelamatkan diri dengan satu manuver cerdas.
Satu permasalahan yang dihadapi pilot, yang seringkali harus melakukan manuver, adalah bahwa setelah suatu manuver, pilot mengalami kesulitan dalam menentukan posisi pesawat relatif terhadap permukaan bumi. Jika pilot kebingungan menentukan posisi bagian atas dan bawah pesawat setelah melakukan manuver, maka pesawat ini dapat mengalami kecelakaan.
Para teknisi telah mengembangkan suatu alat untuk mengatasi hal ini, yakni giroskop. Alat ini menunjukkan pilot pada garis horisontal yang menandakan posisi horison. Pilot membandingkan garis horisontal ini dengan horison sesungguhnya, dan dengan demikian ia dapat menentukan posisi pesawat dengan cepat.
Selama jutaan tahun, capung telah memakai perlengkapan yang mirip dengan yang dikembangkan oleh para teknisi ini. Di depan mata capung terdapat garis horisontal maya pada posisi tetap. Tak menjadi masalah, pada sudut berapa pun ia terbang, ia selalu memposisikan kepalanya sejajar dengan garis horisontal ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar