Teratai
Indahnya bukan main bunga itu kalau mekar di permukaan air. Semuanya serba mini. Daunnya hanya selebar 12 cm, dan bunganya sekecil 7 cm. Kalau teratai normal biasa ditanam dalam kolam kebun pekarangan, teratai mini bisa ditanam dalam pot di serambi rumah. Keindahannya bisa dinikmati sambil tiduran di kursi malas.
Teratai mini yang beredar di Indonesia kebanyakan dibawa masuk dari Jepang dan Amerika oleh para pencinta tanaman hias. Sampai sekarang masih belum jelas benar, itu merupakan jenis khusus, ataukah cuma bentuk yang menyimpang dari suatu jenis tertentu. Salah satunya yang agak jelas hanya hibrida Nymphaea 'Dorothy Lamour' hasil rekayasa orang Amerika, yang bunganya kuning. Dorothy Lamour itu bintang film tahun 40-an yang cantik. Tapi kini niscaya sudah lama berpengalaman menjadi oma. Teratai mini yang mendemamkan kita ada yang ungu, putih keungu-unguan, merah lembayung, dan kuning langsat seperti Dorothy Lamour. Tapi yang paling digemari para pencinta tanaman hanya yang ungu dan putih keungu-unguan. Kalau keduanya dikombinasikan dalam satu pot, wuih! Bukan main menariknya!
v Peri imut
Semula kita memakai istilah "teratai" kalau yang dimaksud itu jenis Nymphaea alba dari Eropa. Ia pernah beredar di Indonesia sebagai tulisan dan foto dalam buku-buku dan majalah penggemar alam. Keistimewaannya sebagai, teratai ialah kemampuannya mengatasi musim dingin, sambil tidur.
Sebenarnya hanya akar tinggalnya yang masih hidup dan bernapas dalam lumpur. Di dasar rawa atau sungai tempatnya bermukim, airnya masih cair, walaupun di permukaan sudah beku. Kalau musim dingin sudah hampir berakhir, ia menumbuhkan daun baru dalam air yang masih cair itu. Kalau sinar matahari kemudian mulai melelehkan es di permukaan, tangkai daunnya cepat-cepat memanjang untuk mencapai permukaan. Berpuluh-puluh helai daun semacam itu muncul mendatar di permukaan air, seperti nampan hijau yang terapung-apung. Di sela-selanya ada beberapa kuncup bunga yang ikut naik, dan akhirnya mekar mepet di permukaan air pada pagi hari.
Mahkota bunga itu putih bersih dan luar biasa cantiknya, sampai orang Yunam kuno menyebutnya nymphe (peri imut-imut). Dari nama itu orang lain kemudian memberi nama Latin: Nymphaea kepadanya.
v Lotus yang bukan teratai
Di Mesir kuno ada jenis Nymphaea lain yang bunganya juga putih, tapi mekarnya pada waktu malam. Kalau kita sempat menikmati keindahannya pada malam bulan purnama, waduh, romantisnya bukan main. Sinar bulan yang keemasan memantul pada bunga putih yang agak ros, dan air yang biru kelam.
Tidak mengherankan bahwa bunga itu menggetarkan kalbu orang-orang yang peka terhadap keindahan. Ribuan tahun sebelum Masehi dulu ia sudah menjadi sumber inspirasi bagi para seniman pemahat kayu dan pernatung batu. Lukisan reliefnya menghiasi monumen nasional dan kuil-kuil keramat, seperti keramat raya, keramat jati, keramat buntu.
Ternyata, teratai dari Mesir ini bukan teratai Eropa, sehingga kemudian disebut "Lotus putih dari Mesir" pada umumnya, dan "Lotus dari Sungai Nil" pada khususnya. Linnaeus dari Swedia memberi nama: Latin Nymphaea lows. Sepintas, ia memang serupa dengan teratai putih Nymphaea alba sampai nenek moyang kita di Indonesia menganggap lotus itu teratai, dan teratai tempo hari itu ya lotus.
Akan tetapi kalau diamati benar, jelas ada perbedaannya. Lotus Mesir bertangkai panjang sampai bunganya mencuat ke luar dari air waktu malam, sedangkan tercitai Eropa bertangkai pendek sehingga mepet banget di permukaan air. Mekarnya pada siang hari. Sial sekali, nama lotus kemudian diberikan juga kepada jenis tanaman serupa asal Asia, yang dimasukkan ke Mesir sekitar tahun 525 SM, ketika negeri itu diserbu oleh tentara Persia.
Bunganya tidak putih, tapi merah jambu. Mekarnya tidak malam, tapi siang. Tangkainya panjang sekali sampai bunga itu mencuat jauh di atas permukaan air. Mestinya tanaman yang kemudian ternyata Nelumbo nucifera itu tidak disebut lotus lagi, supaya tidak rancu. Tapi orang Mesir agaknya tidak risau menghadapi kerancuan lotus. Lotus asli asal Mesir mereka sebut "Lotus of the Nile" dan lotus asal Asia mereka sebut "Sacred Indian Lotus". Nama sacred diberikan, karena bunga itu dipakai sebagai sesaii oleh para pemeluk agama Hindu di India.
Di antara anak buah bapak tentara yang menyerbu Mesir, ada yang membawa Ibiji lotus itu dari Asia Tengah sebagai bekal untuk ditanam di daerah jajahan. Sebab, daunnya yang muda bisa disayur di asrama tentara, sedangkan bijinya bisa dimakan sebagai jajanan, baik mentah maupun sudah diolah. Kalau biji itu ditumbuk menjadi tepung, ia bisa dibanting menjadi martabak medan perang.
Minggu, 29 November 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar