Sabtu, 28 November 2009

Bila Anak Susah Tidur 3

Kedekatan membuat aman
Sejak bayi, seorang anak membangun attachment (kelekatan). Attachment itu terutama harus dibentuk terhadap tokoh ibu, karena ibulah yang diharapkan bisa mendampinginya selama masa perkembangam. Tokoh lainnya, seperti nenek atau pramusiwi bisa saja ada, tapi bukan yang utama, karena keberadaan tokoh-tokoh ini bisa jadi tidak lama. Bila kelekatan terbentuk, maka rasa aman pun akan terbentuk. Kedekatan emosional antara anak dan orang tua merupakan bagian perawatan psikologis anak. Tanpa kedekatan itu anak akan mencari kompensasi dengan mencari benda-benda lain, seperti saputangan, boneka, selimut, dan sebagainya. Dengan benda-benda itu dia merasa aman.
Bila benda-benda itu suatu saat dicuci, dia bisa marah luar biasa. Itu terjadi bukan karena aroma benda itu berubah atau jadi bersih karena dicuci, tetapi karena anak merasa kehilangan rasa aman. Si anak sebenarnya sangat takut kehilangan benda tersebut. Bagi dia lebih baik berbau ketimbang tidak melihat benda itu sehari atau dua hari.
Sebaliknya, bila kedekatan emosional itu cukup baik, anak akan merasa aman, se hingga tidak perlu mencari "pegangan" 1ain. Kemungkinan berlanjutnya kebiasaan tersebut hingga usia sekolah biasanya tergantung pada sifat anak yang bersangkutan dan kepedulian lingkurigan atau orang tuanya. Misalnya, kebiasaan ngempeng. Kalau anak itu memiliki rasa malu, begitu diolok-olok temannya dia akan segera menghentikan kebiasaannya. Sebaliknya untuk anak yang acuh tak acuh, hal itu sulit terjadi. Sementara, kalau orang di sekitarnya terbiasa menuruti kemauan anak, kebiasaan itu akan semakin sering dan menjadi-jadi.
Untuk mengusir kebiasaan "buruk" anak biasanya peran orang lain sangat penting. "Karena dia masih kecil. Kalau sudah SD dia bisa kita ajak bersama-sama mengontrol tingkah laku itu. Misalnya dengan mengajarkan anak memberikan reward terhadap diri sendiri, seperti dengan mengatakan (dalam hati), 'Oh aku anak baik' ketika si anak tidak melakukan kebiasaan 'buruk'-nya."
Orang tua tentu saja menjadi orang pertama yang berusaha membawa anak meninggalkan kebiasaan "buruk"-nya. Namun, tak ada salahnya apabila psikolog perkembangan anak juga dilibatkan. Lebih-lebih jika orang tua merasa kewalahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar