Adanya teman khayal pada anak usia prasekolah acap kita temui. "Kalau itu terjadi pada usia prasekolah, tidak apa-apa. Karena, pada usia itu, sosialisasi mereka dengan orang di luar rumah masih kurang. Untuk memenuhi kebutuhan akan teman sebaya, dia akan menciptakan sendiri teman itu dalam bentuk teman khayal, misalnya."
Namun, kalau teman khayal itu dimunculkan oleh anak usia sekolah saat sosialisasi mereka dengan orang luar sudah terjadi, para orang tua sebaiknya waspada. Itu bisa merupakan kurangnya kemampuan sosialisasi anak, atau ia ditolak oleh lingkungan temannya.
Pada umumnya, kebiasaan-kebiasaan anak yang tidak diharapkan muncul karena anak kurang percaya diri, merasa tidak aman, atau kurang diperhatikan oleh orang tua. Sayangnya, belum ada data penelitian yang mengungkapkan penyebab terbesar munculnya kebiasaan "buruk" itu.
Rasa aman pada anak sebenarnya berkaitan dengan perasaan dicintai, disayangi, percaya ada orang lain yang mau menerima dirinya apa adanya atau mau menyayanginya tanpa syarat. Karena itu, orang tua perlu bahkan harus mengkondisikan diri menerima dia sebagai anak apa pun tingkah lakunya. Jangan pernah mengatakan, kamu anak ibu hanya tatkala anak berbuat baik. Saat anak bertingkah laku "buruk", orang tua harus menyatakan bukan diri sang anak yang dibenci, tetapi tingkah laku buruknya! Jadi kita harus bisa menjelaskan pada anak bahwa yang kita marahi adalah kelakuannya; bukan dia. Itu harus dijelaskan secara eksplisit, secara jelas.
Selain itu, orang tua sering iupa untuk mengungkapkan rasa kasih sayang pada anak. Ungkapan itu bisa secara verbal dengan kata-kata, bisa pula secara fisik misalnya dengan belaian, pelukan, atau ciuman. Itu harus dilakukan tiap hari, karena anak perlu melihat bukti nyata ungkapan rasa kasih sayang orang tuanya.
Sabtu, 28 November 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar