Mendidik anak, pastinya melibatkan orangtua. Maka NEC juga mengadakan berbagai kegiatan bertema parenting
Lembaga ini berawal dari pemikiran seorang Titi Widoretno Warisman atau Neno Warisman, untuk bisa meninggalkan warisan yang bermanfaat buat generasi mendatang. "Saya bertanya pada diri sendiri, pohon apa yang bisa kau tanam untuk masa datang. Saya ingin meninggalkan generasi kuat di belakang saya," tutur wanita kelahiran 42 tahun silam ini.
Sebelumnya, Neno memang telah begitu konsern menggarap soal pendidikan anak. Selama kurang lebih 8 tahun Neno telah malang melintang di bidang ini bersama Yayasan Kita dan Buah Hati. Maka, lembaga yang akan dibentuknya ini tentu saja masih menggarap bidang yang sama.
Bersama beberapa teman yang satu pemikiran, Neno serius merancang lembaga ini. Tadinya Neno enggan memakai namanya untuk lembaga ini. Namun setelah berpikir bahwa tidak ada yang salah dengan nama itu, iapun menyetujui namanya dipakai. Akhirnya Neno Education Care (NEC) berdiri pada tahun 2003. Tujuannya adalah memberikan inspirasi dan edukasi pada masyarakat dengan berbagai cara. Dalam aktivitasnya, NEC berusaha menjemput bola dan mengerjakan proyek-proyek yang berkaitan dengan pendidikan dan anak-anak.
v Antusiasme Anak-anak
Sebagai sebuah lembaga, NEC, diakui Neno, tidak memiliki kantor sekretariat yang tetap karena biaya operasionalnya yang tinggi. "Jadi kita nggak punya, istilahnya, kantor. Tapi tempat ngumpulnya tetap ada, bisa di beberapa tempat. Orangorangnya sendiri bisa jadi gantiganti, tergantung proyek. Rata-rata sih melibatkan 20 orang," jelas ibu 3 anak ini tentang lingkup kerja NEC. Kurang lebih, tambah Neno, lembaga ini semacam lembaga outsourcing yang tentunya bekerja sama dengan lembaga atau instansi lainnya.
Sejak berdiri, Neno dan teman-teman sering diundang oleh berbagai kalangan, dari pemerintah daerah sampai swasta, untuk mengisi berbagai acara di berbagai daerah. Tapi karena NEC sendiri dikaitkan dengan nama besar Neno, kebanyakan pihak pengundang menginginkan Neno sendiri yang datang. Inilah, yang menurut Neno, agak memberatkan karena untuk datang ke berbagai tempat tentu menyita waktu, terutama waktu buat keluarganya. Padahal semua orang di NEC pasti bisa melakukan hal yang sama yang ia lakukan, seperti mendongeng buat anak-anak. Namun, tentu saja selama ia bisa, Neno akan mengusahakan datang.
Menurut Neno, cara mendongeng atau bercerita yang interaktif akan lebih berkesan bagi anak-anak ketimbang ceramah. Karenanya dalam berbagai acara tersebut, ia menyampaikan pesan pendidikan, misalnya kisah para nabi dan para sahabat,lewatmedia dongenglengkap dengan ilustrasi musik dan boneka. Antusiasme anak-anak dijumpainya dimanapun ia bercerita dengan media ini. "Mereka sampai-sampai berdiri, bernyanyi dan bergerak mengikuti kisah. Mengharukan sekali," ujar
Satu kegiatan NEC yang cukup menjadi sorotan, adalah upaya NEC untuk mengenalkan anak-anak pada Pemilu (Pemilihan Umum) di Indonesia tahun 2004 lalu. Di situ anak-anak dikenalkan dan dilibatkan pada tata cara melakukan Pemilu, dari proses kampanye, pencoblosan, sampai proses memilih presiden. Tentu saja semua dilakukan sesuai pemahaman anak. Lihat saja, partai yang mereka pilihpun lucu-lucu, semisal Partai Penyayang Binatang (PBB), Partai Paling Suka Makan dan Minum (PSMM), dan sebagainya.
v Bekerjasama membuat VCD
Saat ini NEC tengah bekerja sama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) untuk penanggulangan narkotika. Selama ini pendekatan untuk menanggulangi bahaya narkotika hanya bersifat kuratif atau mengobati saja. Padahal penanaman sejak dini tentang bahaya narkotika dan obat-obatan terlarang lainnya jauh lebih efektif. Tindakan preventif atau pencegahan inilah yang sedang dijalankan BNN bekerja sama dengan NEC. Neno mengacungkan jempqI buat badan ini karena sudah berpikir membuatkan VCD berisi materi pendidikan tentang bahaya narkoba tersebut. Ada 6 VCD yang tengah digarap NEC, yang juga melibatkan pihak lain untuk produksinya. Masing-masing untuk anak berusia 3 - 6 tahun, untuk anak berusia 7 - 12 tahun dan untuk usia 13 - 15 tahun. Di samping itu ada pula satu VCD pendamping buat orangtua.
Isi VCD untuk anak usia 3 - 6 tahun dibuat dalam bentuk animasi yang tentunya amat menarik untuk tingkatan usia mereka. Dalam animasi itu ada tokoh kakek hutan dan nenek awan sebagai penyampai cerita. Pesan-pesan penting dimasukkan di sini, semisal pentingnya gaya hidup sehat. Sementara untuk usia 7 - 12, VCD sifatnya lebih petualangan dan untuk usia 13-15 tahun berisi sinetron. VCD untuk orangtua berisi ulasan dari para pakar juga beberapa acara talkshow bertema penanggulangan narkotika ini.
Semua VCD akan diperbanyak sampai 200 ribu keping dan akan dibagikan secara gratis. Kemudian boleh saja VCD ini dicopy siapa saja, tapi tidak boleh dijual, ujar Neno, yang telah menulis buku Izinkan Aku.
Setelah usai acara, anak-anak masih terkesan dengan kisah tersebut. Bahkan ada yang sampai mengirim SMS pada Neno, bahwa mereka ingin seperti tokoh-tokoh pahlawan yang Neno mainkan.
Sebenarnya tak hanya Neno yang bisa tampil, semua orang NEC juga bisa. Waly, Maghfira Izzani Maulania dan Raudyatuzzahra Ramadhani ini. Neno dan NEC memang begitu antusias menggarap proyek ini. "Beginilah cara kita menyelesaikan seluruh persoalan kita" Kita memang menunda hasilnya 10, 15, sampai 20 tahun lagi, tetapi kita melakukannya dengan cara yang benar. Bukan demo, bukan dimasukin ke pesantren kalau sudah sakau," jelas Neno yang tengah menyelesaikan buku ketiganya. Menurutnya, cara ini tak hanya bisa diterapkan pada program penanggulangan narkoba. Untuk semua masalah besar dalam masyarakat cara penanaman nilai sejak kecil ini sangatlah efektif untuk memperbaiki keadaan. Misalnya untuk soal seks bebas. Bila sejak dini anak sudah diajari menghargai tubuhnya, kecenderungan untuk melakukan seks bebas tentu akan jauh berkurang, karena telah tertanam pada dirinya bahwa tubuhnya yang amat berharga tak boleh diperlakukan secara tak layak oleh siapapun.
Sabtu, 28 November 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar