Minggu, 29 November 2009

Berbagaui Manfaat Silaturrahim

Berbagaui Manfaat Silaturrahim
Yang paling dominan lagi agar umur menjadi panjang adalah menyambung persaudaraan, silaturrahim. Dalam Kutubut Tis’ah, hadits di bawah ini diriwayatkan oleh beberapa imam hadits dari jalur (sanad) yang berlainan.
Rasulullah Saw bersabda:"Barangsiapa yang ingin agar diluaskan rezekinya dan ditangguhkan dalam usianya (panjang usia), maka hendaklah ia menyambung rahimnya (silaturrahim)".
(HR. Bukhari, Muslim, Abu Daud, Ahmad)
Rahim secara bahasa berarti rahmah yaitu lembut dan kasih sayang. Tarahamal qaumu artinya saling berkasih sayang.
Imam Al-Azhary berkata bahwa yang dimaksud dengan firman Allah:
"Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam." (Al-Anbiya': 107) adalah kasih sayang.
Tarahhama 'alaihi berarti mendoakan seseorang agar mendapatkan rahmat, istarhama berarti memohonkan rahmat. Rajulun rahumun (pria yang penyayang) dan imra'atun rahumun (perempuan yang penyayang). Ar-Rahmah fi bani adam, berarti kelembutan dan kebaikan hati.
Seseorang dikatakan dekat dengan kerabat apabila dia telah memiliki kasih sayang dan kebaikan sehingga menjadi betapa baik dan sayang. Abu Ishaq berkata: Dikatakan paling dekat rahimnya yaitu orang yang paling dekat kasih sayangnya dan paling dekat hubungan kerabatnya.
Ar-ruhmu dan ar-ruhumu secara bahasa adalah kasihan dan simpati. Allah menyebut hujan dengan nama rahmat. Ibnu Sayyidih berkata bahwa yang dimaksud dengan ar-rahim dan ar-rihimu adalah rumah tempat tumbuhnya anak, dan jamaknya arhaam.
Al-Jauhary berkata ar-rahim berarti kerabat. Imam Ibnu Atsir berkata bahwa dzu rahim adalah orang-orang yang memiliki hubungan kerabat yaitu setiap orang yang memiliki hubungan nasab dengan Anda. Imam Al-Azhary berkata ar-rahim adalah hubungan dekat antara bapak dan anaknya dengan kasih sayang yang sangat dekat.
Allah Ta'ala berfirman:
"Dan bertakwalah kepada Allah, yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan peliharalah hubungan silaturrahim." (QS. An-Nisa': 1)
Orang Arab mengatakan: " Saya ingatkan engkau dengan takut kepada Allah dan hubungan silatur-rahim".
Islam memang memiliki manhaj (pola) tersendiri yaitu manhaj Rabbani yang sangat memperhatikan masalah ikatan keluarga setelah menjadikan ikatan utama yaitu ikatan akidah sebagai landasan hubungan. Keterikatan dengan keluarga yang saling melindungi termasuk aturan agama Islam serta merupakan fitrah di dalam jiwa kemanusiaan, dan Islam mendorong serta membina kuatnya hubungan kerabat kepada tahapan yang lebih baik. Selagi hubungan keluarga menjadi sarana untuk kepentingan dan kemaslahatan Islam, maka hubungan kerabat tersebut termasuk sebagai usaha untuk membentuk masyarakat Islam.
Dan ciri utama orang mukmin dalam beragama adalah selalu dibuktikan dengan amalan dan perbuatan bukan hanya sekedar ucapan dan pengakuan. Allah Ta'ala berfirman:
"Dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang." (Al-Balad: 17)
Kata al-marhamah lebih dalam dari pada rahmah, yang berarti saling berkasih sayang antara sesama orang-orang yang beriman dan berwasiat agar mereka selalu berkasih sayang antar sesama mukmin dan bahkan wasiat tersebut dijadikan sebagai kewajiban bermasyarakat serta tolong menolong untuk menegakkan wasiat tersebut di tengah-tengah masyarakat. Dan biasanya lingkungan yang paling tepat dan sangat subur untuk menumbuhkan wasiat tersebut adalah hubungan kerabat sehingga Al-Qur'an dan sunnah Rasulullah menjadikan hubungan kerabat sebagai sasaran utama dalam berwasiat untuk saling berkasih sayang. Sehingga menyambung hubungan kerabat adalah wajib dan memutuskannya merupakan dosa besar.
Menyambung silaturrahim mempunyai beberapa tingkatan. Yang paling rendah adalah menyambung kembali hubungan yang telah putus dengan berbicara atau hanya sekedar mengucapkan salam supaya tidak masuk ke dalam pemutusan hubungan kerabat. Jika seseorang menyambung sebagian hubungan kerabat tapi tidak sampai seluruhnya, maka dia tidak bisa dikatakan memutus hubungan kerabat. Tetapi jika kurang dari kewajaran yang semestinya dari silaturrahim, ia belum bisa disebut menyambung.
Para ulama berbeda pendapat tentang kerabat yang wajib disambung hubungan silaturrahimnya, sebagian mereka berpendapat bahwa setiap orang yang ada hubungan mahram, sebagian ulama lain berpendapat bahwa setiap orang yang ada hubungan kerabat dengan kita, baik berupa hubungan mahram atau yang lain, seperti anak perempuan paman atau bibi. Sebagaimana hadits Rasulullah Saw tentang penduduk Mesir:
"Sesungguhnya bagi mereka ada hak perlindungan dan kekerabatan". (HR. Ath-Thabrani)
Hadits yang lain mengatakan:
"Sesungguhnya kebaikan yang terbaik adalah seseorang bisa menyambung hubungan kerabat dengan teman bapaknya." (Shahihul Jami', Al-Albani)
Pihak yang disebutkan dalam hadits di atas tidak memiliki hubungan nasab sama sekali. Berarti hadits di atas mempunyai makna yang sangat luas yaitu kewajiban berkasih sayang dan menaruh perhatian kepada sesama umat Islam dan ini sesuai dengan tun-tutan ajaran dan kenyataan.
Dalam berinteraksi dengan lingkungannya, manusia tak luput dari rasa saling membutuhkan satu sama lainnya sehingga terjadilah komunikasi dan hubungan langsung satu sama lainnya. Hal tersebut membuahkan rasa saling percaya dan ikatan yang lebih dekat lagi. Maka dalam tataran seperti inilah kemudian terjadi keterkaitan dan keterikatan dalam berbagai hal. Mereka, misalnya, saling meminjamkan barang atau harta, menggadaikan, berjual-beli dan lain sebagainya.
Manakala hal tersebut berlanjut sementara manusia memiliki sifat yang berbeda-beda serta memiliki kecenderungan untuk serakah, kecuali orang yang dirahmati oleh-Nya, sebagaimana yang disinyalir oleh sebuah hadits shahih bahwa bila manusia itu diberikan sebuah lembah berisi emas, maka pasti dia akan meminta dua buah, dan seterusnya; maka tidak akan ada yang menghentikannya dari hal itu selain terbujur di tanah alias mati. Jika yang demikian itu terjadi, maka terjadi pula tindakan yang merugikan orang lain alias perbuatan zalim. Tak heran misalnya, terdengar berita bahwa si majikan menzalimi pembantunya, sang pemilik perusahaan menzhalimi buruhnya, orang tua tega menzalimi anaknya sendiri, suami menzalimi isterinya, tetangga menzalimi tetangganya yang lain dan sebagainya.
Perbuatan semacam ini kemudian dapat membuahkan hal kedua, yaitu pemutusan rahim alias hubungan kekeluargaan baik antara sesama tetangga, sesama komunitas masyarakat bahkan sesama hubungan darah daging sendiri padahal agama melarang hal itu dan memerintahkan agar menyambung dan memperkokohnya.
Karena besarnya implikasi dan dampak dari keduanya, maka agama tak tanggung-tanggung menggandengkan keduanya ke dalam satu paket yang para pelakunya nanti akan dikenakan siksaan yang pedih.
Bila dilihat dari sisi jenis siksaannya, hal pertama memang lebih besar siksaannya ketimbang hal kedua, karena disamping ia telah diharamkan oleh sang Khaliq sendiri terhadap diri-Nya, juga taubat dari hal tersebut tidak sempurna kecuali bila telah diselesaikan pula oleh si pelaku terhadap orang yang terkaitnya dengannya. Artinya, dalam batasan dosa terhadap Allah taubat tersebut bisa diterima bila dengan taubat yang sungguh-sungguh. Namun bila masih terkait dengan bani Adam, maka harus diselesaikan dahulu.
Sedangkan hal yang kedua, bisa terhindari dari siksaan yang terkait dengannya bila disambung kembali bahkan dampaknya amat positif bagi pelakunya. Kendatipun begitu, keduanya sama-sama menjerumuskan pelakunya ke dalam siksaan yang pedih, karenanya tidak ada artinya pembedaan dari sisi jenis siksaannya atau sisi lainnya bila hal yang dirasakan adalah sama, yakni "pedihnya siksaan"-Nya.
Silaturrahim dapat berupa:
- Kunjungan, bertanya tentang kondisi masing-masing, memberikan spirit kepada kerabat dekat serta lemah-lembut dalam bertutur kata.
- Memberikan hadiah yang pantas, saling mengucapkan selamat bila mendapatkan kebaikan, membantu orang yang berutang dan kesulitan dalam membayarnya, menawarkan diri untuk hal-hal yang positif, memenuhi hajat orang, mendoakan agar diberikan taufiq dan ampunan, dan lain sebagainya.
-
v Dampak silaturrahim
Karena silaturrahim jelas mngandung berbagai manfaat yang tidak kecil, telah sepatutnya jika dapat memanjangkan umur, sesuai dengan sabda Rasulullah Saw, juga memberikan keberkahan, menambah harta dan mengembangkannya, di samping sebagai penebus keburukan dan melipatgandakan kebaikan. Sehingga seorang Muslim akan benar-benar menghayati agamanya. Ia sanggup mencintai orang lain sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri. Jadi, dia senantiasa melaksanakan hak-hak mereka, tidak menyakiti atau menzalimi serta tidak semena-mena terhadap mereka baik secara fisik maupun maknawi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar