Anak dalam Perspektif Al-Qur’an
"Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-ama/an yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk rnenjadi harapan"
(QS AI Kahfi (18): 46)
Berbicara tentang anak, maka berarti kita berbicara tentang maju mundurnya suatu bangsa. Sebab, anak merupakan Al-Labinah Al-Ula (pondasi utama dan pertama) bagi pembentukan keluarga, sedangkan keluarga adalah Al-Khalyah Al-Ula (sel pertama) bagi pembentukan masyarakat. Dan negara yang kuat berasal dari keluarga yang taat, sementara keluarga yang taat ditopang adanya anak yang shaleh dan shalehah.
v Perhatian Al-Qur'an terhadap Anak
Al-Qur'an memberikan perhatian yang sangat besar terhadap anak. Hal ini terlihat dari banyaknya teks-teks Al-Qur'an yang menyinggung masalah seputar anak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Diantaranya:
1. Lafazh walad, ibn dan thifl yang bermakna 'anak' dan kata jadiannya disebut dalam AI Qur'an sekitar 116 kali dalam surat yang berbeda-beda.
2. Selain itu, A) Qur'an juga memaparkan kisah tentang anak-anak. Seperti kisah masa kanak-kanak Nabi Musa As (QS Al-Qashash [28]: 7-13), kisah masa kanak-kanak Nabi Isma'il as (QS Ibrahim [14]: 37 dan Ash Shaaffaat [32]: 100-111) kisah Nabi Yusuf As pada masa anak-anak (QS Yusuf [12]: 7-21) dan lain sebagainya.
Hal ini menunjukkan betapa pentingnya kedudukan anak dalam Islam sehingga mendapatkan porsi yang sangat besar.
Al-Qur'an menilai anak secara integral dan tidak parsial. Maka anak di dalam AI Qur'an disebut dengan sifat yang berbedabeda, antara lain:
1. Anak sebagai fitnah (cabaan), bahkan sampai 2 (dua) kali AI Qur'an menyebut hal ini; dalam QS Al-Anfaal [8]: 28 dan QS At Taghaabun [64]: 15.
"Sesungguhnya hartamu dan anakanakmu hanyalaM cobaan bagimu: di sisi Allah-lah pahala yang besar".
2. Anak sebagai Qurratu Ayun (penyejuk/penyenang hati) manakala mereka menapaki jalan orang-orang yang bertakwa. Allah swt berfirman: "Dan orang-orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteriisteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa" (QS. AI Furqaan (25): 74).
3. Anak sebagai Aduw (musuh) yang harus diwaspadai di saat menjauhkan kita dari mengingat Allah dan melaksanakan perintah-Nya sebagaimana firman-Nya: "Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhatihatilah kamu terhadap mereka; dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang" (QS. At Taghaabun (64): 14).
4. Anak sebagai nikmat yang besar dari Allah swt yang wajib disyukuri seperti dalam firmanNya: "Dan Kami membantumu (menganugerahkan kepadamu) dengan harta kekayaan dan anakanak dan Kami jadikan kamu kelompok yang lebih besar" (QS AI Is raa' (17): 6).
5. Anak sebagai Ziinah (perhiasan) kehidupan dunia sebagaimana disebut Allah SWT dalam ayat di atas.
Sabtu, 28 November 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar