Rabu, 25 November 2009

Alstroemeria, Bunga Potong Baru dari Belanda

Alstroemeria, Bunga Potong Baru dari Belanda


Bunganya mempunyai 6 helai mah­kota. Tiga yang di luar berukuran lebih panjang dan lebih lebar, se­dang tiga yang di dalam lebih pendek dan jauh lebih langsing. Mahkota bunganya mempunyai variasi warna dasar yang cantik sekali. Selain itu mahkota bunga bagian dalam masih mempunyai tambahan warna lain. Ada yang putih, putih kekuningan, serta kuning, bahkan ada yang hanya be­rupa gradasi dari warna dasarnya. Ada yang lebih tua ada yang lebih muda. Kein­dahan mahkota dalam ini masih ditambah lagi dengan adanya garis-garis pendek ber­warna hitam.
Tanaman yang aslinya berasal dari Bra­sil ini memang masih bersaudara dengan bunga amarilis, karena keduanya memang merupakan anggota dari famili Amarylli­daceae. Sosok tanamannya berupa herba yang bisa tumbuh tinggi dan lebat. Ba­tangnya tak berkayu sehingga tampak lu­nak dan banyak mengandung air. Daunnya langsing memanjang seperti bentuk daur akasia.

v Dari negeri Belanda
Bunga potong ini pendatang baru dari Belanda. Iin Hasim, pengusaha bunga potong yang beralamatkan di Kompleks Pe rumahan PLN Senayan No. 18 Jakart, Pusat, yang pertama kali membawanya.


Alstroemeria harus ditanam di tem­pat yang terkena sinar matahari penuh. Tanahnya harus diolah dengan baik, yaitu dengan mencangkulinya sampai gembur betul. Kemudian setiap satu me­ter persegi tanah yang telah diolah itu dicampuri pupuk kandang sebanyak kurang lebih 15 kg.
Bibitnya yang berupa rhizom dita­nam dengan jarak 40 x 50 cm. Pena­naman selanjutnya jarak tanamnya diperjarang menjadi 60 x 50 cm. Di Indo­nesia memang belum ada. Di samping itu setelah mencermati persyaratan tum­buh yang tertera di label tanaman tadi, ter­nyata kebun yang di Cibodas-Cianjur sesuai dengan yang dimaui tanaman ini. Untuk pertama kali diboyonglah rhizome dari alstroeme­ria untuk tanah seluas 200 m2 dengan ja­rak 40 x 50 cm, yang merupakan persyaratan minimal kalau membeli bibit tanaman ini. Jenisnya ada empat, yaitu Samora (yang berwarna salem), Jubilee (yang berwarna ungu), Canaria (yang ber­warna kuning), dan King Cardinal (yang berwarna oranye).
Kemudian bibit itu ia tanam di kebun­ Cibodas yang ketinggiannya kurang. lebih 1.200 m dpl. Di tempat itu di bawah naungan atap plastik, suhu siang hari pa­ling tinggi 30°C dan 18°C-20°C pada ma­lam harinya. Hasilnya, ternyata alstroemeria bisa tumbuh dengan suburnya, dan delapan bulan berikutnya bunga­nya mulai muncul. Dan sejak itu hampir setiap hari ia bisa memanen bunganya. Tanaman ini sangat rajin berbunga.
Setelah rhizom tumbuh atau keluar daunnya, tanaman mulai dipupuk urea, TSP dan KCL dengan dosis secukupnya saja masing-masing sekitar l sendok teh per tanaman. Pemupukan dilakukan dua minggu sekali.
Perawatan lain yang dilakukan ada­lah penyiraman, satu kali setiap hari. Boleh dilakukan pagi atau sore hari. Kemudian setiap satu minggu sekali di­semprot fungisida clan insektisida secara bergantian. Tindakan ini merupakan preventif saja, karena selama ini tanam­an hias tersebut belum pernah diserang hama atau penyakit.
Delapan bulan setelah tanam, bia­sanya tanaman sudah mulai berbunga dan bunganya sudah siap dipanen un­tuk bunga potong.
Selama mena­nam alstroemeria memang belum ditemui hambatan. Hanya problemnya, bibitnya masih harus dipesan dari ne­geri Belanda, yaitu di Van Staaveren B.V., Legmeerdijk 303, 1431 GB AaIsmeer, Holland.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar