Minggu, 29 November 2009

Variasi dan Kegunaan Pepaya 2

Di Australia dan Amerika justru pepaya burung ini yang disukai karena aromanya yang enak. Buah pepaya masak mereka pakai untuk sarapan. Buah yang panjang besar seperti pepaya semangka tidak mereka sukai karena selalu banyak yang menyisa kalau dimakan sendirian. Dipandang dari segi ekonomi rumah tangga, ini suatu pemborosan yang tidak perlu. Karena itu, mereka lehih senang menyantap pepaya burung yang kecil dan bulat. Pas untuk disantap habis sendirian.
Pepaya burung solo mereka dikenal sebagai pepaya hawaii. Varietas mutakhir yang mereka kembangkan dan banyak diusahakan di Indonesia juga akhir-akhir ini ialah Sunrise. Di Indonesia, pepaya yang diminta masyarakat justru pepaya yang panjang besar. Memang banyak yang menyisa kalau dimakan sendiri. Tetapi itu bisa diatasi dengan dimakan beramai-ramai bersama seluruh keluarga. Atau rekan-rekan sekantor yang diajak mampir. Dihidangkannya sebagai buah meja pencuci mulut sesudah makan. Tidak untuk sarapan. Kalau dimakan bersama keluarga sendiri, buah cukup dibelah, lalu belahannya disantap langsung atau disendoki sedikit demi sedikit. Katau dimakan bersama tamu kehormatan, buah dihidangkan sebagai bulatan sebesar kelereng (hasil penyendokan dengan sendok khusus) yang diterjunkan ke dalam fruit bowl, lalu dikeceri jeruk sitrun. Rasanya manis berbau segar jeruk. Tetapi di perjamuan makan di gedung pertemuan, pepaya dihidangkan sebagai irisan berbentuk dadu yang ditusuk dengan tusuk gigi.

v Jeruk pepaya
Di antara jeruk yang dibudidayakan di Indonesia ada yang menyimpang menjadi strain jeruk yang buahnya mirip buah pepaya lonjong, tetapi ukurannya tidak sebesar pepaya semangka. Paling-paling hanya 20 - 25 cm, bergaris tengah 10 cm. Ia perlu diperbincangkan, karena akhir-akhir ini ada yang salah kira bahwa ia hasil perkawinan silang antara jeruk dan pepaya. Bibitnya disiarkan sebagai tanaman eksklusif dan dijual mahal.
Walaupun bentuknya seperti pepaya, namun ia bukan Carica papaya, tetapi suatu varietas dari jeruk Citrus medica varietas proper yang di kalangan perjerukan dikenal sebagai sukade citroen (jeruk sukade).
Kulitnya begitu tebal sampai isinya jadi tidak berarti. Sari buahnya sedikit dan rasanya asam. Karena itu, ia hanya bermanfaat sebagai penghasil kulit yang dapat dinikmati sebagai manisan kering. Iris-irisannya juga banyak dipakai sebagai pengisi selai jeruk sukade basah, untuk dijepit di antara dua belahan roti panggang. Citrus medica var. proper sudah sejak dulu muncul secara berkala di Jawa Tengah dan Jawa Barat sebagai jeruk kates, jeruk pepaya, dan jeruk sukade.

v Papain pelunak daging
Sejak ditemukannya papain oleh Balls dan Lineweaver pada tahun 1937, dalam getah buah pepaya mentah, pepaya meningkat derajatnya dari tanaman pangan hortikultura menjadi tanaman dustri. Buah mentah di perkebunan pepaya ditoreh dengan pisau gading (kini plastik) agar keluar getahnya, seperti kita menoreh batang pohon karet untuk disadap lateksnya. Setelah dikeringkan dan dimurnikan menjadi kristal putih, papain dijual sebagai serbuk pelunak daging. Sifatnya memang seperti enzim protease yang memecah protein daging dan pepsin lambung yang memecah makanan berprotein. Daging kerbau yang alot misalnya, setelah diberi serbuk papain dan dibiarkan sebentar, dapat menjadi empuk karena jaringan ikat (yang berupa protein juga) dari daging alot itu sudah dihancurkan.
Membaca berita seperti ini di koran, kita jadi ingat nenek kita yang sudah sejak dulu melunakkan daging dengan daun pepaya, tetapi tidak memberi penjelasan bagaimana duduknya perkara. Daging alot nenek dibungkus selama dua jam dalam. daun pepaya yang sudah diremas-remas agar keluar getahnya. Daging jadi empuk setelah dimasak sebagaimana mestinya.
Kini serbuk papain juga dipakai sebagai campuran obat pelancar pencernaan pada penderita sembelit dan kembung perut. Oleh Kalbe Farma misalnya, telah dipasarkan kaplet Fortizym berisi papain, temulawak, empedu sapi, pankreatin, dan simetikon untuk mengobati perut kembung dan sembelit akibat gangguan pencernaan.

v Pepaya dan Usia Tua
Penyakit yang menyerang manusia kebanyakan disebabkan oleh bak beracun yang menyebar dalam usus besar. Demikian kesimpulan pa zoologi dan mikrobiologi Rusia, Prof. Metchnikoff, setelah melakukan berbagai penelitian. Peristiwa autointoksikasi (peracunan sendiri) ini juga merupakan salah satu sebab dari penyakit lansia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar