Trik Mengatasi Trauma si Kecil
TANYA:
Bu Ratna, mengapa tingkah laku anak saya jadi berubah semenjak kematian suami saya? Terus terang, anak saya ini (laki-laki, umur 9 tahun) paling bandel dengan bapaknya, selalu tidak mau menuruti permintaan bapaknya.
Saat bapaknya meninggal, dia meraung-raung merasa sangat kehilangan dan justru efeknya dia selalu marah-marah sepanjang hari. Padahal, setahu saya dia selalu menggoda bapaknya sehingga bapaknya sering dibuat jengkel.
Apa solusi yang tepat su-paya anak saya tidak marah-marah ? Terima kasih.
Ny Noviaty Surabaya
JAWAB:
Kematian memang merupakan suatu peristiwa yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan. Tidak semua orang memiliki kesiapan yang matang untuk menghadapi sebuah kematian, sehingga ketidaksiapan untuk ditinggalkan inilah yang seringkali memicu masalah lain dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sebagaimana yang dialami oleh anak Anda.
Sebenarnya bila dilihat dari perkembangan wawasan, anak Anda sudah mengetahui makna kematian baik secara sosial maupun secara religi. Namun, anak Anda baru mempelajari makna kematian secara emosional saat sekarang ini. Ketidaksiapan ditinggal oleh orang yang selama ini menjadi figur anak menjadikan dia merasa tidak aman.
Ada kemungkinan anak merasa sangat bersalah dengan kematian ayahnya, terlebih selama ini anak selalu menunjukkan sikap yang selalu menggoda ayahnya. Rasa berasalah ini mengganggu anak dan anak tidak tahu apa yang harus. dilakukan dengan rasa bersalahanya sehingga setiap hari tampak gejala sikap marah-marah.
Namun demikian kemarahan yang saat sekarang diekspresikan anak, bisa jadi merupakan petunjuk bahwa anak Anda sebenarnya mengalami stres ringan. Saat sekarang anak Anda sebenarnya mengalami kesedihan mendalam akibat kehilangan figur peran laki-laki dan objek yang selama ini dapat dengan leluasa digoda anak.
Anak tampaknya belum bisa menerima kenyataan ini, namun, karena anak Anda belum memahami apa yang terjadi pada dirinya, maka reaksi sikapnya bisa berdampak pada lingkungan tempat anak tinggal.
Untuk sementara biarkan anak anda mengekspresikan kesedihannya dengan sikap yang sekarang membingungkan Anda. Walaupun anak Anda laki-laki ajaklah dia bersama-sama merasakan kesedihan bahkan boleh saja dengan cara meneteskan air mata, katakanlah pada semua anak bahwa menangis diperbolehkan saat merasa sedih.
Namun untuk diri Anda sendiri upayakan untuk tidak mengekspresikan kesedihan secara berlebih agar tidak ada reaksi keterkejutan pada diri anak. dan untuk sementara gantikanlah peran yang dulu dipegang oleh ayahnya agar anak merasa ada figur pengganti yang setara dengan yang diberikan oleh ayahnya. Setiap malam ajaklah anak untuk berdoa bersama bagi arwah ayahnya hal ini ditujukan agar anak masih tetap dapat mengkomunikasikan rasa kasih sayang pada ayahnya. Ajaklah sesekali ke makam, agar anak memiliki rasa berarti karena tetap memperhatikan ayahnya walaupun sudah meninggal dunia.
Dengan cara seperti ini dan dengan berjalannya waktu, lambat laun anak akan dapat mengendalikan perasaan tertekannya dan kemungkinan besar sikap marah-marahnya bisa dikendalikan atau bisa berkurang. Coba cermati saja sikap anak dan bila sampai dengan tiga minggu sikap marah-marah anak tidak berkurang, mungkin anda membutuhkan pertolongan secara khusus pada seorang psikolog.
Sabtu, 28 November 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar