Sabtu, 28 November 2009

Tetap Salat meski Kena Anak Panah

Tetap Salat meski Kena Anak Panah

'Abbad Bin Bisyir, adalah seorang sahabat Rasulullah yang dijamin mendaparkan surga.
Setelah bulat berjanji di hadapan Rasulullah Saw dengan mendengarkan baiat memeluk Islam. Dan semenjak saat itu, mulailah ia menempati kedudukan utama di antara orang-orang Anshar yang diridai Allah serta mereka ridha kepada-Nya.
Kemudian Nabi pindah ke Madinah, setelah lebih dulu orang-orang mukmin dari Makkah tiba di sana. Dan mulailah terjadi peperangan-peperangan dalam mempertahankan diri dari serangan-serangan kafir Quraisy dan sekutunya yang tak henti-hentinya memburu Nabi dan umat Islam.
Pada setiap peperangan itu 'Abbad bin Bisyir sering berada di barisan terdepan. Mungkin peristiwa yang kita paparkan di bawa ini dapat mengungkapkan sekelumit dari kepahlawanan tokoh mukmin ini.
Setelah Rasulullah Saw dan kaum Muslim selesai berperang Dzatur Riqa', mereka sampai di suatu tempat dan bermalam di sana. Rasulullah memilih beberapa orang sahabatnya untuk mengawal secara bergiliran. Di antara mereka terpilih 'Ammar bin Yasir dan 'Abbad bin Bisyir yang berada pada satu kelompok. Karena dilihat oleh 'Abbad bahwa kawannya, yakni 'Ammar sedang lelah, maka ‘Abbad menyarankan agar 'Ammar tidur lebih dulu.
'Abbad melihat lingkungan sekelilingnya aman. Maka timbullah pikirannya, "kenapa saya tidak mengisi waktu dengan melakukan salat, hingga pahala yang akan aku peroleh akan jadi berlipat," gumamnya dalam hati.
Ia bangkit melaksanakan salat. Ketika sedang berdiri membaca sebuah surat Al-Qur’an setelah al-Fatihah, sebuah anak panah itu menembus badannya, lalu ia mencabutnya dengan tetap melaksanakan salat. Tidak lama kemudian anak panah kedua mengenai badannya pula. Tetapi ia tidak menghentikan salatnya, hanya dicabutnya anak panah itu dan ia tetap salat.
Kemudian dalam gelap malam itu musuh memanahnya lagi untuk kali ketiganya. 'Abbad menarik anak panah itu. Sementara tenaganya telah lemah disebabkan sakit dan lelah dari deraan anak panah itu. Ia pun bersujud seraya mengulurkan tangannya kepada kawannya yang sedang tidur di sampingnya dan ditarik-tariknya ia sampai terbangun. Ketika ia bangkit dari sujudnya dan membaca tasyahud sampai salatnya selesai, 'Ammar terbangun mendengar suara kawannya yang terputus-putus menahan sakit.
"Gantikan aku menjaga karena aku telah kena panah."
Ammar terbangun dari tidurnya dengan suara gaduh. Mendengar berisik ini, musuh yang sejak tadui mengintai, kini mereka berhamburan melarikan diri, sedang 'Ammar berpaling kepada temannya seraya katanya:
"Subhanallah. Kenapa saya tidak dibangunkan sejak kamu terkena panah yang pertama tadi?"
"Ketika aku salat tadi,” ujar 'Abbad, “aku membaca beberapa ayat Al-Qur’an yang amat mengharukan hatiku, hingga aku tak ingin untuk memutuskannya. Dan demi Allah, kalau tidaklah akan menyia-nyiakan pos penjagaan yang ditugaskan Rasul kepada kita, sungguh aku lebih suka mati daripada memutuskan bacaan ayat-ayat yang sedang aku baca itu."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar