Ternyata Tubuh Sebuah Simfoni
Mengapa orang bereaksi mendengar suara musik? Terlepas dari sederet jawaban ilmiah, ternyata tubuh manusia amat musikal. Seperti pada DNA yang membentuk gen masing-masing orang. Seorang dokter yang mencoba mengkonversikan sebuah karya Chopin ke dalam notasi kimia, menghasilkan formula DNA mirip gen kanker manusia.
Kalau manusia mengucap dengan kata-kata, mengekspresikan perasaannya dengan tawa, atau teriakan hewan dengan lenguhan, kicauan, atau dengus, ini sekadar bukti betapa semua makhluk hidup nyaris selalu tergantung pada bunyi atau suara. Di tangan homo yang sapiens, bunyi bisa diikat dengan ketinggian ter-tentu, pada getaran tertentu, dan dengan segala macam tertentu yang disebutnya nada. Dengan mengotak-atik nada ini terciptalah karya-karya musik yang harmonis dan melodis.
Demikan juga suara kicauan burung atau bunyi hewan lain yang bagi manusia mungkin susah dimengerti, kalau di-amati dengan saksama ternyata sangat musikal. Dengarlah, alangkah riuh rendahnya sepasang merpati yang lagi bercinta full music dengan iringan wok ... wok ketekur ... wok ... wok ... ketekur. Atau si jago berkokok dengan nyaringnya setelah berhasil "menaklukkan" betinanya.
Pengamatan sosiologis pun menunjukkan adanya universalitas atas pengenalan bunyi tertentu yang dilakukan manusia dalam hubungannya dengan pengalaman spiritual. Buktinya, pemakaian bunyi-bunyian khusus dalam upacara ritual, apakah itu berhubungan dengan praktek keagamaan maupun pengobatan sudah dikenal sejak zaman purba hingga sekarang. Misalnya pemakaian tembang, kidung, litani atau madah pujian khusus dalam upacara agama. Juga pengucapan japa mantera oleh para "orang pintar" yang bermuara pada pengulangan bunyi dengan nada tertentu pada praktek pengobatan tradisional.Yang menjadi pertanyaan, apakah suara-suara itu bisa mempengaruhi kesehatan baik fisik maupun spiritual? Orang tentu beranggapan kecuali bunyi ledakan yang bising, belum ada bukti kuat adanya hubungan kausal antara bunyi dengan kelainan atau kesakitan fisik.
Kamis, 26 November 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar