Kebun asparagus PT STK terletak di sekitar Kabanjahe dan Brastagi. Kondisi tanaman asparagus di lahan inti dan plasma yang tersebar di beberapa tempat itu kondisinya tidak seragam. Perbedaan kondisi itu lebih disebabkan oleh perawatan yang berbeda dari masingmasing petani pemilik. Selain itu perbedaan pertumbuhan juga terlihat menyolok sekali antara lahan beririgasi teknis dengan lahan tadah hujan. Di desa Sukamakmur pertanaman asparagus tampak bagus karena lahannya beririgasi teknis. Daunnya tampak hijau tua segar dengan sosok tanaman yang besar dan subur. Sementara yang berada di desa Perteguhan daunnya terlihat kering dan agak kekuningan warnanya serta tanamannya kurus-kurus karena lahan di sana belum berpengairan teknis,
Agaknya hal inilah yang menyebabkan kualitas asparagus dari satu petani dengan petani lainnya tidak sama ketika melihat asparagus setoran mereka. Perawatan yang kurang intensif menyebabkan asparagus yang dihasilkan tidak lurus dan besarnya kurang maksimum atau bahkan kebesaran. Selain itu warnanya juga campuran putih-hijau atau putih-violet. Sementara petani yang rajin
Keadakdisiplinan panen membuat rebung bany•ak yang hijau atau violet
merawat dan memeriksa tanamannya setiap hari akan mendapatkan asparagus yang lurus dengan diameter seperti yang diinginkan dan warnanya putih mulus. Rata-rata petani asparagus dapat memanen hasil sekitar 20-75 kg per hektar per harinya.
Tanaman asparagus di lahan-lahan pertanaman umumnya tidak sama jenisnya. Sebab memang dari dulu PT STK, selalu berganti-ganti varietas terus. Semua jenis yang ada dicoba untuk dikembangkan, misalnya Lucullus, Schwetzinger, UC 800, Marry Washington, California 309, California 500, dan Brock's Improved. Semua itu dilakukan untuk mendapatkan varietas yang mampu berproduksi tinggi dan tahan penyakit.Menurut Haryanto semua varietas asparagus itu tumbuhnya baik begitu juga produksinya. Tetapi menanam menggunakan bibit ongkos produksinya lebih tinggi dibandingkan menggunakan benih. Sebab harga bibit asparagus relatif lebih tinggi daripada benih.
v Diproses secara modern
Setelah melihat-lihat Iahan kami menuju Tongkoh untuk melihat proses pengalengan asparagus. Tongkoh terletak di luar Brastagi ke arah Medan, melewati gerbang Taman Hutan Raya Bukit Barisan. Pabrik ini terletak di tengahtengah kebun sayuran rakyat. Agak terpencil dan dijaga ketat.
Di dekat ruang tamu gedung itu terdapat laboratorium kecil yang akan memeriksa segala hal yang berhubungan dengan pengalengan asparagus.
Siang itu kebctulan ada petani yang terlambat setor hingga kami bisa melihat pro ses penerimaan asparagus oleh pabrik. Asparagus yang datang langsung ditimbang, dicatat, dibawa masuk ke dalam ruang pencucian. Di situ asparagus yang masih dalam keranjang disemprot dengan air mengalir. Lalu dialirkan ke dalam mesin pencuci yang otomatis membersihkan asparagus satu per satu dari semua kotoran. Mesin ini mempunyai sikat yang terus berputar, pada saat yang sama air pun terus mengucur hingga asparagus ber
sih. Ketika keluar, asparagus langsung disortir menurut besarnya. Kemudian dicatat kembali mutu yang didapat pada hari itu dari masingmasing petani. Kemudian catatan akan ditempel di papan-papan pengumuman di setiap tempat pembelian hingga setiap petani tahu siapa yang berprestasi menghasilkan rebung berkualitas bagus dan tinggi produksinya.
Asparagus yang telah selesai dicuci akan direndam dalam air dingin, selanjutnya dibawa ke ruang pemotongan dan "blanching" untuk diproses hingga siap untuk dikalengkan. Di ruang ini pula asparagus dimasukkan ke dalam kaleng sesuai dengan volume kalengnya. Pemrosesan dilakukan dengan mesin-mesin modern dari awal hingga akhir. Jika pengalengan telah selesai asparagus dibawa ke ruang sterilisasi selanjutnya disimpan di gudang. Ditumpuktumpuk maksimal empat susun kelompok kaleng. Sampa; saat ini kemampuan produksi dari pabrik baru 40 persennya saja, yaitu sekitar 7 ton dari kapasitas produksi terpasang yang 20 ton per hari.
Limbah dari pabrik berupa potongan kecil asparagus, kulit luar, dan rebung-rebung hi jau maupun putih yang tidak dipakai lagi oleh pabrik dibawa ke areal-areal penanaman untuk dibenamkan ke dalam lahan sebagai pupuk hijau.
Jika dalam waktu dua minggu tidak ada perubahan yang terjadi pada kalengkaleng yang disimpan di gudang maka bisa dilakukan penempelan label pada tiap-tiap kaleng. Hingga kaleng siap untuk dipasarkan.
Saat ini label yang ditempelkan masih berupa label merek perusahaan pengaleng asparagus yang sudah terkenal di Jerman Barat. Menurut Haryanto tahun 1993 ini akan mulai dicoba menggunakan merek sendiri dengan mencantumkan kata buatan Indonesia.
Rabu, 25 November 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar