Sabtu, 28 November 2009

Syarat Utama Menjadi Ulama 3

Membentuk Keluarga Ulama
Ayat di atas sesungguhnya juga memberikan pemahaman kepada kita, bahwa derajat dan predikat ulama itu bisa kita raih. Dengan demikian kita dapat membentuk diri kita, keluarga kita dan masyarakat kita menjadi ulama. Hal inilah yang telah dilakukan oleh Rasulullah saw terhadap keluarga dan masyarakatnya saat itu. Sejarah mencatat, bahwa beliau saw telah sukses mencetak keluarga dan para sahabatnya menjadi ulama sehingga mampu melakukan perubahan dalam peradaban manusia.
Di antara langkah-langkah yang Rasulullah tempuh dalam mencetak keluarga dan para sahabatnya menjadi ulama adalah:
1. Beliau membangkitkan perhatian untuk melakukan studi/menuntut ilmu dan penelitian. Beliau mengumpulkan orang-orang yang pandai menulis untuk mencatat wahyu (ayat-ayat Al-Qur'an yang diturunkan kepadanya. Tercatatlah nama-nama pencatat wahyu, seperti Ubay bin Ka'ab, Zaid bin Tsabit dan lain-lain. Beliau menyeru kaum muslimin untuk belajar membaca dan menulis. Bahkan beliau juga memerintahkan sahabat-sahabatnya belajar bahasa asing. Maka, Zaid bin Tsabit belajar bahasa Suryani dan menguasainya dalam waktu yang relatif singkat, hanya dalam 17 hari.
2. Mentarghib (menyambut gembira dan hangat) orang yang mau menuntut ilmu. Sebab, hal ini memilik pengaruh yang sangat positif bagi yang mau belajar.
Dari Shafwan bin 'Assal Al-Muradi ra ia bercerita: Aku menemui Nabi saw yang berada di dalam masjid sedang bertelekan pada selimut berwarna merah miliknya, lalu akau berkata kepadanya: Ya Rasulullah, sesungguhnya aku datang untuk menuntut ilmu. Maka beliau menyambutku dengan bersabda, "Marhaban (Selamat datang) penuntut ilmu! Sesungguhnya orang yang menuntut ilmu dikelilingi malaikat dengan sayap-sayapnya. Kemudian sebagian malaikat itu menaiki sebagian yang lain hingga tiba di langit dunia karena kecintaan mereka pada apa yang ia cari:" (HR Ahmad dan Hakim, katanya, hadits ini shahihul isnad).
3. Beliau memberikan reward (penghargaan) kepada sahabat yang berprestasi, meskipun hanya dengan sanjungan dan pujian. Seperti sanjungan beliau terhadap Abu Musa Al-Asy'ari ra yang memiliki suara emas dan bagus dalam membaca Al-Quran (Lihat Riyadhus Shalihin. hadits no. 1003).
4. Beliau mengajarkan kepada keluarga dan para sahabatnya secara bertahap, tadarruj. Hal ini terlihat saat beliau mengutus Mu'adz bin Jabal ra. Beliau mengajarkan tahapan cara berdakwah.
5. Beliau menggunakan berbagai sarana untuk menyampaikan Seperti dengan menggambar garis kanan dan kiri setelah menggaris lurus. Lalu menerangkan bahwa garis lurus itu jalan Allah yang mustaqim (lurus) dan garis di kanan dan kirinya adalah jalan-jalan syetan kemudian beliau membaca ayat 153 dari QS Al-An’aam (6). Karenanya, kita juga bisa dengan menyiapkan sarana dan prasarana yang dapat memotivasi keluarga untuk hobi baca dan cinta ilmu.
Di atas semua itu beliau saw selalu menanamkan pada diri keluarga dan sahabatnya dalam melaksanakan semua aktivitas, termasuk mencari ilmu, pentingnya meluruskan niat dan motivasi. Sebab, niat yang ikhlas menciptakan kesungguhan dan keseriusan dan kemudian melahirkan keberkahan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

1 komentar: