Kamis, 26 November 2009

Perubahan Tubuh Tersebab Depresi

Ada pun perubahan pada derajat depresi dan status ke­sehatan oleh karena diit, pola tidur, atau akibat pemakaian obat dan alkohol, dicatat pula pada saat yang sama dengan menggunakan HRSD (Hamilton Rating Scale for Depresion), sambil diperiksa contoh darah untuk mengukur fungsi keke­balan dan aktivitas sel NK.
Ternyata dari 37 istri yang diteliti, kelompok 1 yang suaminya sehat mempunyai skor perubahan kehidupan umumnya (SRRS) dan depresi (HRSD) paling rendah. Para istri kelompok 2 yang teran­cam kematian suami maupun kelompok 3, yang baru kehi­langan suami, skor SRRS dan HRSD-nya tertinggi.
Aktivitas sel NK-nya pun berbeda di antara grup itu. Mereka dengan skor depresi paling tinggi, aktivitas set NK­nya paling rendah. Demikian pula sebaliknya. Anehnya, konsentrasi set limfosit-T darah tepi dan distribusi subgrup set limfosit T tidak terlalu berbeda maknanya di antara kelompok 1,2,dan3.
Meningkatnya kadar hor­mon epinephrin, norepinephrin dan glococorticoid pada pen­derita depresi dapat diukur dalam air seni. Seperti diketa­hui peningkatan. kadar hormon tersebut akan menghambat aktivitas set NK.
Dr: Michael Irwin, asisten profesor psikiatri pada Fakultas Kedokteran Universitas Kalifor­nia, San Diego, AS, meneliti dan mencatat aktivitas sejenis set khusus dalam sistim keke­balan nonspesifik yang disebut set NK. la juga menyelidiki efek stres kejiwaan terhadap sel NK. Nlenurutnya, penelitian aktiviias set NK sangat penting dan menarik karena fungsi utamanya adalah membunuh virus dan sel yang terinfeksi virus serta menghancurkan sel kanker.
Sebagai pengawas kekebal­an, set NK akan berkeliling ke seluruh jaringan tubuh untuk mengamati apakah ada sel asing yang disebut nonself antigen. Aktivitasnya langsung menghancurkan sel asing tan­pa membutuhkan proses pe­ngenalan lebih dahulu dengan antigen itu seperti pada sel sistim kekebalan spesifik lain­nya. Kemampuan memberikan respons secara cepat terhadap nonself antigen itu menyebab­kan beberapa pakar imunologi menempatkan fungsi sel NK sebagai pengawal garis depan sistim pertahanan tubuh kita. Untuk membuktikan bahwa stres kejiwaan dapat merang­sang sistim saraf otonom sim­patik dan selanjutnya meng­hambat aktivitas sel NK, Dr. Irwin dan Dr. Marvin Brown, seorang ahli saraf, melaksana­kan percohaan pada 4 grup tikus. Ke dalam otak tikus ma­sing-masing grup disuntikkan zat yang berbeda. Kelompok I disuntik dengan larutan garam fisiologi-Saline, kelompok 2 dengan chlorisondamine, yakni zat yang menghambat peng­hantaran dalam saraf simpatik, kelompok 3 dengan CRF, dan kelompok 4 disuntik dulu de­ngan chlorisondamine lalu disusul dengan CRF. Ternyata CRF menimbulkan reaksi bio­logis dalam otak seperti yang diamati pada kondisi stres dan menurunkan aktivitas sel NK.
v Hubungan NK dan kanker
Para ahli menduga, sebagi­an besar sel populasi ketiga im terdirl atas sel NK dan sel ADCC (antibody dependent cell cytotoxicity). Kedua jenis sel ini membunuh secara non­spesifik sel yang terinfeksi vi­rus dan sel tumor. Perbedaan­nya, sel NK langsung merusak sel sasaran, tidak tergantung pada adanya antibodi. Sedang­kan sel ADCC untuk meng­hancurkan sel sasaran perlu bantuan antibodi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar