Ada pun perubahan pada derajat depresi dan status kesehatan oleh karena diit, pola tidur, atau akibat pemakaian obat dan alkohol, dicatat pula pada saat yang sama dengan menggunakan HRSD (Hamilton Rating Scale for Depresion), sambil diperiksa contoh darah untuk mengukur fungsi kekebalan dan aktivitas sel NK.
Ternyata dari 37 istri yang diteliti, kelompok 1 yang suaminya sehat mempunyai skor perubahan kehidupan umumnya (SRRS) dan depresi (HRSD) paling rendah. Para istri kelompok 2 yang terancam kematian suami maupun kelompok 3, yang baru kehilangan suami, skor SRRS dan HRSD-nya tertinggi.
Aktivitas sel NK-nya pun berbeda di antara grup itu. Mereka dengan skor depresi paling tinggi, aktivitas set NKnya paling rendah. Demikian pula sebaliknya. Anehnya, konsentrasi set limfosit-T darah tepi dan distribusi subgrup set limfosit T tidak terlalu berbeda maknanya di antara kelompok 1,2,dan3.
Meningkatnya kadar hormon epinephrin, norepinephrin dan glococorticoid pada penderita depresi dapat diukur dalam air seni. Seperti diketahui peningkatan. kadar hormon tersebut akan menghambat aktivitas set NK.
Dr: Michael Irwin, asisten profesor psikiatri pada Fakultas Kedokteran Universitas Kalifornia, San Diego, AS, meneliti dan mencatat aktivitas sejenis set khusus dalam sistim kekebalan nonspesifik yang disebut set NK. la juga menyelidiki efek stres kejiwaan terhadap sel NK. Nlenurutnya, penelitian aktiviias set NK sangat penting dan menarik karena fungsi utamanya adalah membunuh virus dan sel yang terinfeksi virus serta menghancurkan sel kanker.
Sebagai pengawas kekebalan, set NK akan berkeliling ke seluruh jaringan tubuh untuk mengamati apakah ada sel asing yang disebut nonself antigen. Aktivitasnya langsung menghancurkan sel asing tanpa membutuhkan proses pengenalan lebih dahulu dengan antigen itu seperti pada sel sistim kekebalan spesifik lainnya. Kemampuan memberikan respons secara cepat terhadap nonself antigen itu menyebabkan beberapa pakar imunologi menempatkan fungsi sel NK sebagai pengawal garis depan sistim pertahanan tubuh kita. Untuk membuktikan bahwa stres kejiwaan dapat merangsang sistim saraf otonom simpatik dan selanjutnya menghambat aktivitas sel NK, Dr. Irwin dan Dr. Marvin Brown, seorang ahli saraf, melaksanakan percohaan pada 4 grup tikus. Ke dalam otak tikus masing-masing grup disuntikkan zat yang berbeda. Kelompok I disuntik dengan larutan garam fisiologi-Saline, kelompok 2 dengan chlorisondamine, yakni zat yang menghambat penghantaran dalam saraf simpatik, kelompok 3 dengan CRF, dan kelompok 4 disuntik dulu dengan chlorisondamine lalu disusul dengan CRF. Ternyata CRF menimbulkan reaksi biologis dalam otak seperti yang diamati pada kondisi stres dan menurunkan aktivitas sel NK.
v Hubungan NK dan kanker
Para ahli menduga, sebagian besar sel populasi ketiga im terdirl atas sel NK dan sel ADCC (antibody dependent cell cytotoxicity). Kedua jenis sel ini membunuh secara nonspesifik sel yang terinfeksi virus dan sel tumor. Perbedaannya, sel NK langsung merusak sel sasaran, tidak tergantung pada adanya antibodi. Sedangkan sel ADCC untuk menghancurkan sel sasaran perlu bantuan antibodi.
Kamis, 26 November 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar