Kamis, 26 November 2009

Fungsi Natural Killer dalam Tubuh

v Mengalami mutasi
Dalam tubuh kita ada sel yang dinamakan natural killer yakni sel darah yang tergo­long dalam sistem kekebalan seluler tidak spesifik karena walaupun bisa membedakan antara antigen pribadi (self­antigen) dan antigen bukan pribadi (nonself-antigen) tetapi tidak bersifat spesifik dan tidak mempunyai memori terhadap antigen tertentu.
Fungsi sel NK ini adalah sebagai immuno-surveilance atau pengawas kekebalan yang khas dapat menghancur­kan sel tumor dan 'partikel virus atau sel yang terinfeksi virus.
Sel tumor sesungguhnya semula berasal dari sel/ja­ringan tubuh pribadi (self antigen) yang seharusnya dalam keadaan normal tidak akan dihancurkan oleh sistem kekebalan tubuh. Tetapi karena sel tersebut mengalami mutasi di mana sifat dan ben­tuk antigennya berubah, maka dikenal oleh sistem kekebalan tubuh sebagai antigen bukan pribadi. Mutasi tersebut dapat disebabkan oleh perubahan spontan pada sel itu sendiri, rangsangan zat kimia, rang­sangan fisik, radiasi, infeksi virus, dan faktor genetik.
Dr. Michael lrwin dan kawan-ka­wannya menggambarkan bagaimana stres mendorong keluarnya CRF hi­pothalamus dalam otak. Percobaan dengan tikus menunjukkan bahwa CRF membantu keluarnya norepine­phrine dari saraf simpatik, yang nampaknya akan mengurangi kemampuan sel NK untuk meng­hancurkan sel tumor.
Para ahli berkesimpulan, stres kejiwaan menimbulkan perubahan kimiawi dalam otak sehingga menyebabkan bagian otak yang disebut hipothalamus membebaskan corticotropin releasing factor (CRF). CRF ini mempengaruhi kelenjar hipofisa dan menge­luarkan corticotropinreleasing hormone (CRH). CRH yang merangsang kelenjar anak ginjal atau glandula suprarenalis menghasilkan hormon epinephrin dan norepinephrin serta glucocorticoid. Hormon epinephrin dan norepinephrin pada ujung-ujung serabut sa­raf simpatik ini merangsang kelenjar getah bening dan limpa (mengandung banyak set limfosit) sehingga menekan kemampuan set NK untuk menghancurkan set tumor. Sedangkan hormon gluco­corticoid bersifat katabolik dan proteolitik (menghancurkan protein) serta menekan sistem kekebalan baik humoral (da­lam cairan tubuh) maupun seluler, termasuk menekan jumlah dan fungsi set NK.

v Sel NK dan stres
Untuk menentukan apakah ada perbedaan aktivitas set NK dan beberapa tipe set T pada subjek yang berbeda derajat depresinya, seorang ahli bernama Dr. Michael Ir­win dan kawan-kawan me­lakukan penelitian pada 3 kelompok istri yaitu: 1. kelom­pok yang suaminya sehat, 2. kelompok yang suaminya se­dang dalam pengobatan kan­ker paru-paru, dan 3. kelom­pok yang suaminya baru me­ninggal karena kanker paru­-paru. Evaluasi menggunakan skala psikiatri SRRS (Social Reajustment Rating Scale) se­lama 3 kali dalam jangka waktu 1 - 3 bulan dengan tu­juan untuk menilai perubahan terakhir dalam hubungan pa­sangan tersebut dan peng­alaman hidup lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar