Minggu, 29 November 2009

Opium Sang Pembuat Mabuk 1

Sudah sejak 6000 tahun yang lalu tanaman Papaver Orientale diusahakabn orang. Itu terbukt dari peninggalan batu orang Asirian dan Ninive, Babylonia (irak sekarang). Berabad-abad lamanya getah yang disadap buahnya merupakan satu-satunya analgesik yang efektif bagi penduduk Turki dan negara-negara Timur Tengah. Orang Tibet dan Cina Himalaya pun memanfaatkan getah serupa, tapi dari P. alpinum. Selain meredam rasa nyeri, getah itu juga mampu menutup luka dan memperbaiki kerusakan pembuluh-pembuluh darah karena sifatnya yang astringen (menciutkan) jaringan. Sifat ini juga terdapat pada P. somniferum, yang dimanfaatkan di kedokteran kuno Eropa. Biang keladinya ialah opium yang selain menciutkan luka, juga membuat penderita nyeri itu somnus (tertidur) sampai tanamannya disebut somniferum. Tapi dalam keadaan pekat, opium tidak hanya bikin tidur, melainkan tidur abadi di alam baka.
v Susu Kental
Sampai sekarang sudah ada 90 jenis Papaver yang diketahui hidup liar, setengah liar, dan "berbudaya". Tapi hanya 5 yang dikembangkan. Papaver orientale yang diusahakan di Turki. P. somniferum berikut subspesies hortense dan hibridanya, di Timur Tengah, India, dan Cina. P. californicum di Amerika. P. rhoeas di Balkan dan Rusia, dan P. alpinum di Tibet dan daerah Pegunungan Himalaya lainnya.
Papaver somniferum berupa terna semusim yang berbatang lunak. Tingginya hanya 80 cm, dan pernah merajalela sebagai gulma di ladang gandum pinggir hutan. Bunganya besar. Bisa sampai 18 cm garis tengahnya, dengan warna merah merona, tapi juga ada yang putih kebiruan dengan bercak- bercak nila (pada subspesies hortense). Bentuk mahkotanya seperti piala 10 cm, dan berlaku sebagai semacam cermin parabola untuk menangkap sinar matahari, yang diikuti terus jalannya dari Timur ke Barat. Penangkap sinar ini perlu, untuk menghangatkan ruangan dalam piala itu. Jadi para serangga yang sudi mampir hisa merasa nyaman, dan betah menyerbuki hunga. Di tengah piala inilah kelak tumbuh buahnya yang bulat seperti kapsul. Di dalamnya tersimpan 2.000 - 3.000 butir bijin yang rata-rata hanya 1,5 mm. Di negara-negara yang tidak punya sumber minyak makan, seperti kelapa dan bunga matahari, biji poppy dari subspesies hortense, diperas minyaknya untuk minyak goreng. Sebagian lagi dipakai secara utuh untuk menggurihkan kue kering dan roti basah, seperti biji wijen untuk onde-onde Jawa.

Buah Poppy mentah yang sedang disadap buahnya
Tapi sebelum biji itu masak, buah kapsul itu sendiri sudah bisa ditoreh dengan pisau khusus untuk disadap getahnya, beberapa hari menjelang mahkota bunganya rontok. Getah hasil torehan mula-mula masih encer seperti susu kental, tapi esok paginya sudah menggumpal; dan bisa dikerok untuk dikeringkan lebih lanjut menjadi candu kasar.

v Hanya meredam
Pada tahun 1803, seorang farmakolog Jerman, Friedrich Serturner, berhasil memisahkan sejenis alkaloid dari candu opium dalam getah candu kasar itu. Zat ini disebut morfin (dari Morpheus, Dewa Penguasa Mimpi), karena pengaruhnya yang membuat orang tidur bermimpi. Nama kimia resminya ikut memakai nama morfin: di-dehidroepoksi-metil-morfinandiol.
Pemisahan kimia itu di pabrik farmasi modern dilakukan dengan kromatografi pertukaran ion. Tekniknya yang lebih maju daripada cara Serturner ini ditemukan tahun 1954, tapi tahun 1956 dipatenkan di Amerika. Negara lain tidak boleh melakukannya, tanpa bilang nyuwun sewu dulu dan membayar royalti atas pemberian izin meniru.
Para dokter memakai suntikan morfin untuk meredam rasa nyeri hebat pada korban kecelakaan berat, dan pasien luka bedah sesudah operasi besar. Juga untuk meringankan penderita nyeri berkepanjangan pada penyakit kanker stadium akhir. Tapi sayang, dengan morfin ini hanya nyerinya yang ditenangkan, sedangkan kankernya tidak diapa-apakan. Getah candu kemudian diketanui juga mengandung papaverin 0,5 - 2,5%, kodein 0,8 - 2,5%, noskapin 4 - 8%, dan thebain 0,5 - 2%. Masing-masing dipakai sebagai penenang yang lebih ringan dalam ramuan obat melawan penyakit yang disertai rasa nyeri ringan, seperti flu berat, dan radang saluran napas. Untuk mencegah penyalahgunaan, pemakaiannya harus dengan resep dokter. Lebih-lebih morfin dan turunan sintetisnya yang lain. Salah satu turunannya yang dibuat tahun 1932, diasetilmorfin, terkenal sebagai heroin. .Karena sama berbahayanya dengan candu, pembuatan heroin sintetis, yang bisa lebih masal daripada candu alam, dilarang di Amerika Serikat sejak tahun 1954.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar