Kamis, 26 November 2009

operasi penderita impotensi

Sebagai suatu operasi penis, ini termasuk operasi kecil". "Artinya, dari segi bahayanya memang kecil. Tidak ada pasien yang meninggal gara­-gara operasi ini. Tapi, kalau ditilik dari tingkat kerumitan­nya, ya termasuk operasi yang rumit," tutur Rudy.
Pada operasi di RSU Kariadi itu, jenis protesa yang dipasang dua macam, yakni semi rigid prosthesis dan dynaflex self inflatable pros­thosis. Perbedaannya, jenis semi rigid ini berupa silikon kenyal yang di dalamnya berisi jalinan kawat perak setengah kaku, sehingga hanya bisa dibengkok-beng­kokkan sesuai kemauan. Sedang self inflatable prosthe­sis ini kelehihannya bisa dikeraskan atau dilunakkan sesuai kebutuhan, karena di dalamnya memang terdapat mekanisme pompa untuk itu
Melalui operasi pemasangan tak sampai satu jam, protesa yang terdiri atas dua batang silikon itu ditanam ke dalam kedua corpus caver­nosum yang terdapat pada sisi kiri dan kanan penis. Pada prinsipnya, pasien boleh memilih sendiri jenis protesa macam apa yang mau dipasang pada miliknya. "Ibaratnya seperti orang beli mobil. Anda ingin naik Toyota, Mercy atau BMW? Nah, itu 'kan tergantung pada kantung masing-masing!" ujar Rudy Yuwana mencoba berumpa­ma. Harga protesa memang bervariasi dan relatif masih mahal, tergantung jenisnya. Sekarang harganya berkisar Rp 2 juta - Rp 6 juta. "Mak­lum, produk yang termasuk berteknologi tinggi ini relatif ­masih baru, terutama dari jenis self inflatable yang memang canggih."
Namun, dalam hal tertentu pasien terpaksa tidak bisa menuruti keinginannya sendiri. Soalnya, protesa jenis inflat­able misalnya memiliki kisaran panjang tertentu, sehingga tidak bisa dipasang pada sembarang penis, karena adanya mekanisme pompa itu. "Harap maklum pula, alat-alat itu masih dibikin di negara-­negara Barat (terutama Ame­rika dan Eropa), yang tentu­nya memakai standar ukuran yang berbeda dengan di negara-negara Asia umum­nya," kata Rudy.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar