Kamis, 26 November 2009

Mengobati Alergi

Mengobati Alergi

Alergi adalah keadaan di mana tubuh seseorang tidak cocok de­ngan sesuatu barang atau zat. Ketidakcocokan itu dapat timbul berupa gejala: gatal, bercak-bercak merah atau bengkak-bengkak(biduran), mata berair, hidung keluar banyak cairan (runny nose), bibir terasa tebal, vasodilatasi, tekanan darah menurun (bisa sakit kepala berat atau sampai shock, kontraksi bronchi (sesak napas) dan koniralai usus.
Penyebab semua itu karena dikeluarkannya histamin (zat kimia yang dikeluarkan tubuh kalau kita kemasukan makanan yang menyebabkan alergi) ke dalam darah, dalam jumlah cukup banyak akibat reaksi ke­kebaian tubuh kita. Perlu diketahui juga, reaksi itu pada tiap orang berbeda. Jadi, tidak semua orang misalnya kalau makan udang menderi­ta gatal-gatal, atau kalau menghirup debu rumah langsung sesak napas.
Untuk mengobati itu, biasanya digunakan obat antihistaminika. Cuma, minum obat (apa pun obatnya) pasti ada efek sampingannya. Efek sampingan obat antihistaminika ini biasanya berupa mulut kering, rasa mengantuk; kepala terasa bergoyang (drowsy), lama-kelamaan menjadi agak kurang pendengarannya dan menjadi seperti pelupa, insomnia (tidak bisa tidur}, rasa berat dan lemah pada tangan, ada yang tera­togenik pada ibu-ibu yang hamil, juga bisa menyebabkan impotensi.
Bila minum obat antihisiaminika terlalu banyak, efek sampingannya bisa keracunan, bahkan bisa mematikan. Contohnya: dosis 20 - 30 tablet anti histaminika yang biasa terdapat di pasaran merupakan dosis letal (dosis keematian.) bagi anak-anak. efek lainnya menimpa susunan saraf sentral, merangsang munculnya halusinasi, eksitasi, ataksia, inkoordinasi, atetosis dan kejang (disertai tremor dan gerakan susah dikontrol), midria­sis, koma, disusul dengan kematan dalam 2 - 18 jam. Pada orang dewasa biasanya berupa depresi pada awalnya, kemudian eksitasi dan akhirnya depresi susunan saraf pusat yang lanjut.
Umumnya obat antihistaminika yang ada di pasaran tergolong obat histaminika penghambat reseptor1(AH1), artinya sanggup meng­hambat efek histamin pada bronchi, pembuluh darah, atot polos dan reaksi :upersensitivitas.
Selain AH l, dikenal juga AH 2, yaitu obat antihistaminika yang erat hubungannya dengan efek histamin terhadap snkresi cairan lambung dan otot polos pembuluh darah. Contoh yang beredar di Indonesia baru 3 buah: Cimetidine, Ranitidine, dan Famotidine yang digunakan untuk mengobati periyakit tukak lambung (ulcer).
Memang obat antihistaminika digunakan untuk pengobatan para pen­derita alergi di atas. Namun, sebaiknya, penderita alergi mencari tahu sumber penyebab alerginya dan sedapat mungkin menjauhinya, walau­pun untuk mengetahui itu, seseorang perlu waktu untuk melakukan peng­amatan. Bukankah lebih baik mencegah daripada mengobati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar