Mengatasi Si Kecil Takut Ke Sekolah
TANYA:
Bu Ratno, beberapa hari ini saya dibuat pusing oleh tingkah laku anak saya. Anak saya lak'hlaki yang sekarang baru masuk TK. Dulu waktu play group juga di tempat yang sama atau satu naungan yayasan. Kata guru-gurunya anak saya paling pintar di kelas dan paling cepat kalau diajari sesuatu (ini waktu play group).
Saya tidak tahu apakah di kelas play groupnya dulu anak saya sering dipuji atau tidak sama gurunya. Tapi saat di TK ini anak saya jadi bermasalah. Bila tugas yang dikerjakannya salah, ia menjadi ketakutan sekali. Dia bilang takut kalau salah dan dimarahi gurunya. Yang ada dipikiran anak saya adalah ketakutan sekali kalau salah mengerjakan tugas dan gurunya marah.
Saya sudah mencoba meyakinkan anak saya tetap tetakutannya tinggi sekali sehingga sudah seminggu ini anak saya tidak mau sekolah gara-gara memang pernah melakukan kesalahan dan ditegur oleh gurunya. Apa yang harus saya lakukan supaya anak saya mau sekolah lagi. Terima kasih bu.
Ny. Isty Asrori - Bojonegoro
JAWAB:
Anak Anda rupanya mengalami phobi sekolah saat sekarang ini. Phobi sekolah adalah ketakutan yang dialami seseorang terhadap segala aktivitas yang berkaitan dengan sekolahnya. Aktivitas tersebut bisa berkaitan dengan hubungan interpersonal antara anak dengan teman-temannya, anak dengan gurunya, anak dengan sistem sekolah atau anak dengan lingkungan sekolahnya.
Sumber dari munculnya phobi sekolah ini bisa salah satu dari aktivitas yang telah saya sebutkan. Jika berkaitan dengan anak Anda rupanya phobi yang dialami anak berkaitan dengan faktor internal anak sendiri dan juga faktor eksternal yang dalam hal ini adalah sikap guru yang kurang tepat terhadap anak. Jika dilihat dari faktor internal, ada kemungkinan anak Anda memiliki kecenderungan perfeksionis, atau kecenderungan perilaku untuk terdorong melakukan aktivitas dengan hasil yang sempurna.
Perilaku ini terlihat dari upaya anak Anda yang selalu menuntut dirinya sendiri untuk bisa mengerjakan pekerjaan sekolahnya dengan tanpa adanya kesalahan. Dan anak anda rupanya menghukum dirinya sendiri dengan segala perasaan bersalah juga dengan kesedihan yang mendalam saat tugas pekerjaan. Sekolah tidak dapat dikerjakan secara sempurna.
Dalam kondisi seperti ini tentu batin anak Anda sangat tersiksa oleh standar patokan yang telah ditetapkan sendiri. Anak Anda belum bisa memahami sumber masalah yang dialami..
Adapun faktor eksternal, terlihat pada betapa pekanya anak Anda dengan pujian guru. Untuk anak-anak yang peka, pujian guru dan cara guru membandingkan diri anak dengan anak lain akan dihayati dan diendapkan dalam perasaan anak.
Rasa bangga diunggulkan akan memberi motivasi pada anak untuk bisa belajar dengan lebih baik, namun sekaligus mendorong anak untuk semakin menuntut dirinya sendiri untuk menjadi sempurna, sehingga saat anak tidak seoptimal biasanya, anak akan berfikir bahwa guru akan merendahkan dirinya didepan anak-anak lain, hal ini dapat membuat anak merasa malu.
Untuk sementara ini usahakan tidak menambahi beban perasaan anak dengan cara menghukum atau memarahi. Biarkan saja anak meng-ungkapkan perasaannya kepada Anda dan tepis pikiran negatif yang ada di benak anak, misalnya kalau anak bilang nanti gurunya akan marah, katakan bu guru tidak akan marah kalau ada pekerjaan muridnya yang salah.
Datangi guru sekolahnya dan ceritakan apa yang terjadi pada anak Anda. Minta bantuan guru untuk mendukung anak anda dengan cara bersikap netral baik saat anak mengerjakan tugas belajarnya secara baik, atau sebaliknya saat anak mengerjakan tugas belajarnya secara salah. Secara perlahan yakinkan anak bahwa teman-temannya menunggunya disekolah dan kangen dengan dirinya.
Setiap malam menjelang tidur besarkan hatinya supaya esok paginya anak siap untuk kesekolah. kalau anak tetap tidak mau sekolah, ajak dulu bermain ke halaman sekolah dengan tanpa masuk kelas. Dan secara perlahan bila anak tetap didekatkan dengan sekolahnya besar kemungkinan anak akan bisa melupakan rasa takutnya terhadap tugas sekolah. bila semua cara ini kurang berhasil. Anak Anda perlu program khusus yang dirancang oleh seorang psikolog, sehingga akan lebih baik kalau Anda mendatangi psikolog terdekat.
Sabtu, 28 November 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar