Sabtu, 28 November 2009

Mengantar Anak Menuju Baligh 4

v Menahan Gejolak, Mencari Penyaluran
Harus dapat kita maklumi bahwa semua remaja normal, baik laki-laki maupun perempuan, sudah memiliki hasrat seksual. Namun, tanpa arahan yang benar dari orangtua, hasrat ini dapat tersalurkan dengan cara-cara yang salah. Hal ini terbukti dari tingginya angka kehamilan di luar nikah dan remaja yang berpacaran. Karena itu orangtua harus meniru Rasulullah Saw yang jelas-jelas memberikan arahan kepada pemuda dan pemudi yang belum sanggup menikah, untuk menerapkan shaum sunnah, shalat sunnah, dan adab-adab hidup lain yang diajarkan Rasulullah Saw. Sebagai tambahan, orangtua perlu mengarahkan anak kepada kegiatan-kegiatan yang positif. Yang salah satu tujuannya adalah untuk menyalurkan energi masa remaja, yang cukup besar, pada saluran yang benar.
Dengan bekalan yang cukup dari orangtua, anak akan mengalami masa-masa sulitnya di saat transisi ini dengan bahagia dan nyaman. Dan pada saatnya tiba, ia sudah siap menanggung segala kewajibannya sebagai muslim dewasa. Insya Allah.

v Lakukan Enam Kewajiban
Ada enam kewajiban orangtua terhadap anak. Pertama, mengharapkan kehadiran anak dalam konteks normal, ilegal (baik di depan hukum negara ataupun agama) dan Islami. Artinya, orangtua harus benar-benar menyiapkan diri, baik secara mentalitas, intelektual, fisik dan materi untuk menyambut kelahiran anak-anaknya. Kedua, memberi nafkah dengan harta yang halal dan nafkah tersebut bermanfaat untuk perkembangan jiwa anak. Orangtua tidak boleh memberikan sesuatu yang berlebihan pada anak, meskipun ia mampu. Ketiga, mendidik secara Islami melalui contoh, pembiasaan, penanaman nilai, dan proporsional dalam memberikan hukuman dan hadiah. Keempat, menunjukkan kasih sayang dengan cara yang tepat. Kelima, memperlakukan setiap anak dengan adil. Keenam, selalu mendoakan anak dengan doa yang baik.

v Ikuti Model Luqman
Apa yang tersirat dalam surah Luqman merupakan pendidikan anak yang amat berharga. Periksa dalam (QS.Luqman [33]:12-19), yang intinya dapat disarikan sebagai berikut:
§ Ajari anak bersyukurlah kepada Allah, karena hakikatnya syukur itu untuk diri sendiri.
§ Ajari anak menjauhi syirik karena itu adalah kezaliman besar.
§ Ajari anak menghormat ibunya yang telah mengandung dengan susah payah, lemah, dan bertambah-tambah selama 9 bulan.
§ Ajari anak menghormati kedua orangtua karena keridhaan Allah ada pada keridhaan kedua orang tua.
§ Ajari anak untuk menolak perintah orangtua yang salah dengan cara yang bijak.
§ Ajari anak untuk mendirikan shalat dan berdakwah serta bersabar terhadap penderitaan di medan dakwah.
§ Ajari anak untuk menjauhi sikap sombong, angkuh, meremehkan orang lain, memalingkan muka, memandang rendah orang lain, dan tidak mau bertegur sapa.
§ Ajari anak sifat kesederhanaan; tampil dengan wajar, tidak membuat keresahan orang lain, tidak menyebabkan orang lain menjadi sakit hati.
§ Ajari anak melunakkan suara dan pandai berkomunikasi, namun jangan banyak bicara yang tidak bermakna dan jangan menjadi pembual.
Itulah beberapa pesan Luqman yang diabadikan dalam Al-Qur’an. Selain itu Luqman al-Hakim memberi nasihat kepada anaknya; "Anakku, pilihlah majelis-majelis. Bila engkau lihat ma jelis dzikir kepada Allah, duduklah bersama mereka. Bila engkau seorang alim, maka ilmumu itu akan bermanfaat bagimu. Bila Engkau bodoh, maka mereka akan mengajarimu. Dan bila Allah berkehendak mencurahkan rahmat atas mereka, engkau akan terkena rahmatNya bersama mereka."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar