Menangani Anak Kejang Demam
Kejang demam atau stuip (baca: step) merupakan penyakit keturunan, tapi bukan penyakit menu)ar. Mewaspadai kejang yang terjadi sangat penting untuk mengetahui jenis kejang demam, sehingga pertolongan yang diberikan tepat. Dan jangan panik saat menghadapi anak kejang. 0rangtua umumnya panik bila bayi atau balitanya kejang dernam. Resep tradisional yang dipercaya dapat mencegah dampak buruk akibat stuip adalah dengan menyiapkan sendok yang dibalut sapu tangan untuk diselipkan di mulut saat anak mengalami kejang. Tujuannya agar lidah tidak tergigit dan jaian napasnya tidak terganggu.
Menurut dr. Piprim B Yanuarso, SpA, Direktur LKC Dompet Dhuafa, stuip adalah suatu mekanisme penurunan ambang rangsang kejang. Pada anak dengan bawaan stuip, pada derajat tertentu akan berisiko kejang. Namun, baqi anak yang lainnya tidak mengalami apa-apa. Melakukan pencegahan agar tidak terjadi pengulangan stuip sangat penting agar anak terhindari dari kerusakan di otak yang febih parah, yaitu epilepsi.
Demam sederhana atau kompleks
Jumlah penderita kejang demarn secara umum diperkirakan mencapai 3 - 4% dari jumlah penduduk. Artinya, dari 100 orang, ada 3-4 orang yang mengalami kejang demam. Sekitar 20% di antara jumlah penderita mengalami kejang demam kompleks yang harus ditangani secara lebih teliti. Bila diNhat jenis kelamin penderita, kejang dernam sedikit lebih banyak menVerang anak laki-laki.
Wujud kejang dapat berupa mata berbalik ke atas disertai kekakuan atau kelemahan. Atau, kejang berupa gerakan sentakan berulang tanpa didahului kekakuan. Pada umumnya, serangan timbul pada awal kenaikan suhu tubuh dan ber)angsung kurang dari 10 menit. Setelah mendapat pertolongan pertama, kejang sefuruh tubuh ini akan berhenti dengan sendirinya. Setelah itu anak tampak capek, mengantuk, dan tidur pulas clan saat terbangun kesadaran akan pubh.
Dr.Piprim menguraikan bahwa kejang demam dibedakan atas dua macam. Pertama, kejang demam sederhana, yang berlangsung kurang dari 15 menit dan menyerang seluruh badan. Kejang jenis ini tidak menimbulkan kerusakan otak ataupun membahayakan jiwa si anak karena tidak ada gangguan infeksi di dalam otak anak.
Kedua adalah kejang demam kompleks. Ciricirinya ada)ah kejang beriangsung febih dari 15 menit clan bisa terjadi lebih dari satu kali dalam 24 jam. Kejang demam kompleks umumnya terjadi secara lokal, separuh atau sebelah badan saja. Pada umumnya, anak yang memiliki kelainan neurologi akan mengalami kejang demam kompleks. Bila tidak segera ditangguiangi, penderita kejang demam kompleks akan mengalami kerusakan otak, Kejang yang berlangsung lama dan terus menerus juga akan mengganggu peredaran darah ke otak, kekurangan oksigen, kekurangan keseimbangan air dan elektrolit yang dapat mengakibatkan pembengkakan otak.
Sabtu, 28 November 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar