Selasa, 24 November 2009

Memperhatikan Perkembangan Jiwa Anak

Memperhatikan Perkembangan Jiwa Anak



Amir bin Watsilah mendengar Abdullah bin Mas’ud mengatakan: Orang celaka adalah mereka yang celaka sejak di perut ibunya. Sedangkan orang bahagia adalah mereka yang menerima nasihat dari pihak lain. Maka Watsilah pun mendatangi seorang sahabat yang bernama Khudzaifah bin Usaid al-Ghiffari seraya mengadukan ucapan Abdullah bin Mas’ud. Watsilah menanyakan: Bagaimana seseorang bisa celaka dengan tanpa beramal kebajikan terlebih dahulu (di perut ibu). Khudzaifah menjawab: Adakah engkau heran terhadap ketentuan sedemikkian itu?! Sesungguhnya aku telah mendengar Rasulullah Saw bersabda: Jika sperma itu telah berada di dalam kandungan selama empat puluh dua malam, maka Allah mengutus seorang malaikat yang membentuk dan menciptakan pendengaran, penglihatan, kulit, daging dan tulangnya. Lantas malaikat itu bertanya: Wahai Tuhan, apakah lelaki atau perempuan? Maka Tuhan pun menentukan dengan jenis yang dikehendaki, yang kemudian dituliskan oleh malaikat. Malaikat itupun bertanya lagi: Wahai Tuhan, bagaimana ajalnya? Maka Tuhan pun menentukan ajal yang dikehendaki, kemudian dituliskan oleh malaikat. Malaikat itupun bertanya lagi: Wahai Tuhan, bagaimana rezekinya? Maka Tuhan pun menentukan rezeki yang dikehendaki, yang kemudian dituliskan oleh malaikat. Kemudian malaikat itupun keluar dengan membawa buku di tangannya. Ia tidak menambahkan terhadap apa pun yang telah diperintahkan kepadanya, juga tidak mengurangi.
(HR. Muslim, dalam Kutubut Tis’ah, hadits no. 1483).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar