Memilih Tayangan Sehat untuk Anak
Menindaklanjuti sebuah seminar yang bertemakan tayangan Sehat Untuk Anak, beberapa orang yang sangat konsen pada tayangan anak kemudian mengadakan acara kumpul-kumpul. Kemudian terjadi diskusi kembali seputar memberikan tayangan yang sehat untuk anak. Hasilnya, mereka sepakat untuk membentuk sebuah lembaga yang tujuan utamanya melindungi anak dari pengaruh negatif media. Maka terbentuklah Kritisi Media untuk Anak (Kidia).
Berdasarkan penelitian Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia (YKAI), waktu menonton televisi pada anak adalah sekitar 30 - 35 jam per pekan, dengan pilihan acara yang kebanyakan bukan acara yang ditujukan untuk kelompok usia mereka. Saat inipun banyak tayangan yang 'ditujukan' untuk anak, namun ternyata sebagian besar berisi hal-hal yang berkaitan dengan supra natural, kekerasan, seksualitas, den segala hal yang tak sesuai untuk anak. Begitupun pada jam-jam anak-anak biasa nonton TV, sekitar jam 3 hingga 6 sore, banyak disajikan program dewasa yang tentunya tak sesuai untuk anak.
Sementara itu pemberian label peruntukan, seperti BO (Bimbingan Orang tua) dan DW (Dewasa), ternyata juga tak sesuai. Itu dibuat kalangan industri TV, yang jelas motivasinya adalah uang. Banyak program yang kita anggap tidak cocok untuk anak, mereka beri tanda BO." Bagaimana orang tua membimbing pada anak lewat TV, kalau orang tuanya sendiri ikut hanyut dengan alur yang disuguhkan TV? Atau, bagi orang tua yang pendidikannya tidak seberapa, mampukah mereka menerangkan kepada anak untuk mengkritisi acara yang ditionton yang ketika itu kelihatan asyik banget? Ini jelas isapan jempol belaka.
Label Bimbingan Orang tua pun tak sepenuhnya dipahami para orang tua. 'Tidak semua orang tua tahu apa yang harus ditakukan ketika mendampingi anak menonton," ungkap Guntarto. Berdasarkan penelitian YKAI, prosentase orang tua yang mendampingi anak-anaknya pun kecil, hanya sekitar 15 %. "Kualitasnya juga tidaktinggi," tambahnya.
Dengan berbagai kondisi tersebut, pihak orang tua adalah pihak pertama yang perlu disadarkan dan diberdayakan untuk memilah sejumlah program yang cocok bagi anak-anaknya. Namun tak semua orang tua memahami tayangan TV untuk anak, "Tayangan TV untuk anak itu banyak, sekitir 130-an judul program TV per minggu, Orang tua kini bingung, mana yang bagus dan mana yang jelek.”
Untuk menjembatani kerja orang tua, Kidia membuat news letter (buletin) yang berisi panduan memilih tayangan untuk anak. Di dalam news letter ini beragam informasi tayangan anak diungkap, terutama lewat analisa tentang beragam film kartun dan bukan kartun yang dilengkapi dengan panduan bagaimana seharusnya orang tua bersikap pada tayangan tersebut.
Dari Ya’la al-‘Amiri mengatakan bahwasannya Hasan dan Husain datang dengan berlari ke arah Nabi Saw. Maka Nabi pun segera memeluk seraya bersabda: Sesungguhnya anak itu menjadi tempat bertumpunya kikir dan rasa takut.
(HR. Ibnu Majah, dalam Kutubut Tis’ah, hadits no. 3656).
Selasa, 24 November 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar