Membekali Remaja
Apa yang dihadapi remaja kita saat ini? Banyak sekali media yang merusak, pergaulan bebas, narkoba, dan sebagainya. Jadi, rasanya wajar kalau orang tua harus memberikan bekal yang cukup buat mereka.
Pada suatu kesempatan, seorang muslimah terpaksa mengelus dada saat menyaksikan sebuah kejadian di angkot yang ditumpanginya. Saat itu, tiga orang remaja, dua remaja putri dan seorang remaja putra, di hadapannya sedang terlibat percakapan seru. "Eh, aku sudah itu, lho!", kata salah seorang remaja putri. Mendengar perkataan itu, sontak rekan putrinya berteriak kecil, " Selamat, ya!" Diapun memberikan ciuman selamat kepada rekannya. Melihat itu, si remaja putra, sambil mengelus perut rekan putrinya berkata, " Mudah-mudahan enggak jadi, ya..." Si remaja putri langsung merajuk mendengar komentar itu. Memang kenapa kalau jadi? Nikah aja. Ntar aku jadi' Dini, dia jadi 'Gunawan' ' Gunawan dan Dini adalah tokoh dalam salah satu sinetron remaja yang bertutur tentang pernikahan sepasang remaja karena si remaja putri terlanjur hamil. Begitu potret sebagian remaja kita. Belum lagi, cerita tentang kebrutalan remaja dan remaja pengguna narkoba. Banyak penyebab munculnya persoalan yang menimpa remaja. Media massa yang tidak mendidik, nilai-nilai yang mulai bergeser, sampai konspirasi untuk menghancurkan moral pemuda Islam. Di tengah situasi seperti ini, tidak ada pilihan bagi orang tua kecuali memberikan bekal yang cukup bagi remajanya agar tetap terjaga fitrahnya.
Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya menta`ati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya (QS. Al-Isra’: 16).
Yang lebih membahayakan lagi, jika perbuatan zina itu menjadi penyakit yang tidak tersembuhkan sampai ajal menjemput. Ini yang akan mempengaruhi khatimah seseorang, baik dengan husn atau suu’ yang amat menentukan kebahagiaan atau penderitaan di akhirat nanti. Sebab maut sering datang dengan tiba-tiba sehingga seseorang terkejut karena merasa belum siap untuk menghadap Allah SWT. Padahal sebagaimana dikatakan Rasulullah bahwa amal yang menjadi tumpuan perhitungan nanti di akhirat adalah ketika seseorang dijemput maut dan di akhir hayat. Inilah yang betul-betul menjadi perhitungan. Adakah dia termasuk seseorang yang khusnul khatimah atau suul khatimah.
Rabu, 25 November 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar