Olahraga menambah lapar?
Banyak orang bertanya-tanya bukankah latihan olahraga malah menimbulkan nafsu makan? Menurut Sadoso, tidak seluruhnya benar. Seseorang yang tidak pernah berolahraga atau berolahraga dengan takaran kurang, masukan makannya malah jauh melebihi kebutuhan energinya. Bila seseorang menjadi aktif, masukan makannya akan bertambah tapi tidak melampaui kebutuhan energinya. Kata Sadoso, bila tingkatan aktivitasnya menjadi lebih besar, masukan kalori menjadi lebih rendah dari kebutuhan energi. Menurut penelitian Meyer dan Bullen (1974) yang' dikutip Sadoso, setelah beberapa waktu, nafsu makan memang kembali normal, tapi tetap di bawah penggunaan kalori yang terus naik.
Jadi, kalau ingin menurunkan berat badan sebaiknya jangan hanya melakukan pengaturan makan saja, tapi dikombinasikan dengan olahraga.
Latihan olahraga akan lebih efektif untuk mengurangi berat badan, khususnya lemak. Tapi protein tidak banyak hilang dan badan bertambah sehat. Sedangkan, penur-unan berat badan dengan diit makancin, air dalam tubuh yang banyak berkurang. Diit yang terlalu ketat malah bisa membahayakan kesehatan,sebab yang hilang bukan. lemak saja, tapi air dan jaringan lain yang penting bagi tubuh. Kalau kita kehilangan jaringan lain, maka tempat itu. akan cepat ditempati oleh lemak kembali.
v Kalau mandi sauna
Kini di pusat-pusat olahraga diperkenalkan mandi sauna, rollers, atau cara menurunkan berat badan secara drastis. Cara itu. k-urang benar. Sauna, menurut Sadoso, adalah cara penurunan berat badan yang berbahaya. Sewaktu berada dalam ruangan sauna temperatur badan memang naik sehingga tubuh berkeringat. Tapi, keringat tak dapat menguap untuk menurunkan. temperatur badan. Sehenarnya sauna hanya untuk menghilangkan rasa capek, hukan menurunkan berat hadan. Sehab itu, jangan herlebihan.
Latihan senam seperti sit up, sering diajurkan untuk mengurangi lemak perut. Ini kurang benar, sebab dengan sit up lemak yang dibakar kurang banyak. Sit up kurang cocok untuk orang tua yang kesegaran jasmaninya kurang. Sebab tujuannya hanya untuk mengencangkan otot perut saja.
Penurunan berat badan yang benar adalah secara bertahap, kurang lebih 0,5 - I kg tiap, minggu. Emma menambahkan, perlunya terapi psikologi dalam rangka menguruskan badan. Pola kebiasaan makan enak dan malas beraktivitas fisik harus dihilangkan. Kepcida yang menjalani diit ditanamkan motivasi dan niat kuat serta tujuan jelas dalam melakukan diit. Percuma saja, kalau seseorang sesumbar: "Wah, aku sekarang nggak pernah makan nasi lagi, lo!" Tapi setiap dua hari sekali makan pizza atau fried chicken lengkap dengan kentang gorengnya.
Jumat, 27 November 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar