Sabtu, 28 November 2009

HindariTayangan Kriminal

HindariTayangan Kriminal


Fenomena kekerasan oleh remaja semakin marak. Hai ini berkaitan dengan kepribadian remaja yang masih labil, sering berperilaku emosionai, dan tanpa kontrol.
Selain itu, pengaruh lingkungannya juga signifikan. Dan yang paling :mempengaruhi adalah adegan di televisi. Televisi adalah guru yang paling mudah ditiru oleh remaja. Karena, kebanyakan anak melihat tontonan yang kurang mendidik tanpa diawasi, misalnya sinetron. Akibatnya mereka menerima informasi tanpa difilter, termasuk adegan tindak kekerasan atau kriminal.
Seperti kasus di atas, bagaimana anak seusia mereka dapat merencanakan dan melakukan tindak kriminal sebegitu pandainya jika mereka tidak mempunyai model. Untuk tontonan di televisi, seharusnya orang tua dapat menfilter tontonan remaja. Beri pengertian bahwa tontonan yang tidak mendidik itu tidak perlu ditonton. Jika memang si remaja masih ingin menonton, maka orang tua harus mendampingi dan memberi bimbingan dan mengontrol tontonan buah hatinya.

v Kekerasan
Di kalangan remaja kembali terjadi. Kali ini korbannya adalah Vembi Rizki Anugerah (18). Siswa kelas III SMA Al-Achmad Krian, yang akrab disapa Vembi, mati dianiaya teman akrabnya sendiri, Syahrama (18) dibantu ketiga temannya secara terencana, pada Rabu (11/06).
Kasus ini tentu mengundang keperihatinan banyak pihak. Dra Dwi Sarwindah MS, psikolog anak ini menilai, kekerasan itu tidak lepas dari pengaruh negatif lingkungan dan tontonannya di televisi.
Melihat kasus di atas, kata Dwi Sarwindah, bagaimana mungkin anak seusia mereka dapat merencanakan dan melakukan tindak kriminal sebegitu pandainya, jika mereka tidak mempunyai model yang mereka tiru.
"Untuk itu, peran orang tua mengontrol tontonan anak di televisi sangat penting," imbuhnya.
Analisis ini tentu patut jadi perhatian kita semua.
v Hindari Tayangan Kriminal
Jika kita acuh dengan hobi dan tontonan buah hati kita, bisa jadi kita akan merasakan duka tiada tara seperti dirasakan Fuji Siswanto (45) dan Kalimah (40), orang tua Vembi. Meski mereka menolak jika anaknya dikategorikan anak nakal, namun pasutri yang tinggal di Dusun Kupang, Desa Wonokupang RT12 RW 02 Kecamatan Balongbendo, Kabupaten Sidoarjo ini memang kerap tak menemani anaknya di rumah. Maklum, mereka sibuk dan sering lembur sebagai pekerja di PT Tjiwi Kimia Mojokerto.
"Jenazah anak saya baru ditemukan Sabtu (14/06), setelah 4 hari dibuang ke jurang di daerah Dusun Sendi, Desa Facet, Kabupaten Mojokerto.
Kamilah tak menyangka, jika kematian putra pertamanya itu akibat perbuatan teman sebayanya, Syahrama (18), siswa kelas 111 SMA Yapalis Krian, Pipit (19) warga Perum Pejayan Anugerah, Balongbendo, Sidoarjo, Franky (18) dan Gideon (19) warga Bakalan, Balongbendo, Sidoarjo. Keempatnya kini sedang menjalani proses pemeriksaan di Mapolres Sidoarjo.

v Tuduh Buka Aib
Tragedi memilukan ini tentu menyisakan tanda tanya besar, mengapa keempatnya tega melakukan pembunuhan itu? Ternyata, seperti diakui Syahrama, pembunuhan itu karena Vembi membuka aib atau rahasia kejahatan mereka. Kejahatan apa?
Di luar dugaan, keempat remaja itu punya rencana membunuh seseorang, namanya Darlis (19). Tanpa terencana, Vembi mengetahui rencana itu. Niat itu dipicu masalah remaja, Darlis berani mendekati pacar Syahrama, namanya Stefanis, tetangganya sendiri.
Seperti ketakutan Syahrama, rencananya pun gagal. Ia pun mencurigai Vembi telah membocorkan rencananya. Pada Rabu sore (11/06) Syahrama berniat akan membunuh Vembi. Syahrama berpura-pura mengajak Vembi ke suatu tempat. Di tengah jalan, Vembi dibawa paksa masuk ke mobil. Ternyata, di dalam mobil itu sudah ada Franky dan Gideon. Vembi pun dianiaya dan dibawa ke sebuah pegunungan di Pacet. Menurut Syahrama, kepala Vembi dipukul berulang kali menggunakan paving block hingga berdarah. Tanpa rasa belas kasihan, mereka pun melucuti pakaian Vembi kemudian merebahkannya di tengah jalan.
Nauzubillah, di jalan itulah Vembi dilindas dengan mobil berkali-kali. Vembi pun akhirnya meninggal dunia. Mayat Syahrama pun mereka lempar ke jurang. Seperti pembunuh profesional, keempat remaja itu membuang semua alat bukti serta berniat menjual motor Vembi.
"Kematian Vembi menjadi duka tiada tara bagi ibunya, Kalimah. Ia membantah bahwa anaknya mati dalam keadaan mabuk. "Jika ada kegiatan membaca selawat nabi setiap malam Jumat, anak saya pelopornya," katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar