Kamis, 26 November 2009

Evaluasi Diri Menghindari Stress

v Evaluasi Diri
Untuk meyakinkan diri ba­rangkali perlu ditinjau seber­apa jauh hidang atau pos pekerjaan itu ada, apakah tantangannya memadai de­ngan diri kita, dan apakah masih tersedia kesempatan untuk mengembangkan karier? Bagaimana status profesional dan gaji dibandingkan dengan orang-orang lain di bidang yang sama? Bagaimana jadwal kerjanya? Apakah tidak tetap? Sebab, jadwal kerja yang sering berubah meng­ganggu ketenangan dan bisa menimbulkan stres. Kerja lembur karena terpaksa atau tanpa kontrapresiasi yang memadai juga bisa menyebabkan kejenuhan.
Menyangkut keterampilan, di bidang apa kita measa kurang? Apakah dalam hal komunikasi, manajemen wak­tu, perencanaan, analisis, pe­nentuun prioritas, pengorgani­sasian, pengamibilan keputus­an, atau pengawasan?
Perbedaan kepribadian dapat memperlancar kerja, namun dapat juga menghambat­ dengan akibatt mengurangi ketenangan orang dalam be­kerja. Sedikit persinggungan di tempat kerja sudah lumrah terjadi, tetapi bila terlampau sering, atau sudah berbentuk cekcok, pertengkaran bahkan perkelahian, pastilah ada yang kurang beres.
Mungkin. kini saatnya me­lakukan evaluasi terhadup ra­sa percaya diri kita, apa yang diharapkan dari diri sendiri dan. orang lain. Penting dilihat apakah kita mudah ma­rah? Gampang atau tidak menyesuaikan diri? Apakah kita tergolong "bandel", suka membangkang? Apakah kita
mudah berkompromi atau ka­ku? Sejauh mana kita tahan dalam mengambil risiko? Orang yang tak tahan stres barangkali kurang sesuai be­kerja di bidang tertentu, se­perti misalnya valas atau saham. Semua ini dipikirkan clan dipilah-pilah, mana yang membuat diri kita stres.
Menyangkut interaksi de­ngan orang lain, sejauh ma­na kita membutuhkan umpan balik, bimbingan, dukungan, respek, atau persetujuan? Kalau A dapat bekerja sendiri, B mungkin lebih memerlukan dorongan dari atasan atau. rekan-rekannya. Dalam hal apa kita merasa perlu memperbaiki diri?
Terakhir, tapi tak kalah penting, adakah masalah pri­badi yang perlu dibereskan? Entah masalah perkawinan, rasa kesepian, ada anggota keluarga yang sakit, masalah anak, masalah keuangan, atau baru pindah rumah. Sebelum mempersalahkan problem kantor, siapa tahu sumber stres justru berasal dari rumah?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar