Senin, 30 November 2009

Dorongan Positif Pada Anak

Dorongan Positif Pada Anak



Dorongan positif akan membantu anak memahami proses belajarya dan terlibat sebagai sumber belajar. Di masa datang kemampuan tersebut sangat penting dalam persaingan di era globalisasi
Pada sebuah penelitian di negeri Paman Sam menyatakan, sejak usia dini rata-rata setiap anak menerima enam komentar negatif untuk satu dorongan positif yang diterimanya. Belum ada penelitian serupa di wilayah Indonesia. Namun, kemungkinan hasilnya tak jauh berbeda, atau bahkan bisa jadi jauh lebih besar.
Menurut Henny Supolo Sitepu, pakar pendidikan saat Bedah Buku 'Memberi Dorongan Positif pada Anak di Depok, jomplangnya kondisi ini bisa terjadi karena kebiasaan untuk mengungkapkan pujian pada masyarakat kita jauh lebih rendah daripada kebiasaan dalam memberikan lontaran ledekan atau celaan. Akibatnya, banyak orang dibesarkan dalam lingkungan dengan kecendrungan berkomentar negatif, termasuk kita para orangtua dan pendidik. Padahal dorongan positiflah yang memiliki kekuatan sangat besar untuk membangun rasa percaya diri anak dan memacu semangat agar anak berprestasi bak
v Mengapa Perlu Dorongan Positif?
Menurut Henny, dorongan positif dibutuhkan untuk menciptakan kenyamanan dan penerimaan pada diri anak, membantu kesenangan dan kenyamanan saat belajar, membantu timbulnya kesadaran, dan pemahaman proses belajar anak.
Prinsip pemberian dorongan positif adalah memberikan dukungan saat anak berbuat baik atau menunjukkan prestasi terbaiknya, memberi perhatian pada usaha anak, memusatkan perhatian pada hal-hal yang sudah dilakukan anak, membandingkan dengan dirinya sendiri, mau mendengarkan anak dan memuji dengan spesifik.
v Pujilah Secara Spesifik
Anak-anak membutuhkan pujian yang sangat spesifik terhadap perilakunya. Bila Anda memuji setiap anak dengan pernyataan umum yang sama, maka ia tidak merasa mendapatkan pujian dan tidak mengetahui perilaku mana yang baik Misalnya, bila Anda memiliki tiga orang anak, cobalah mengajak mereka menggambar. Kemudian, berikan pujian yang sama pada setiap anak, "Hamdi, gambarmu bagus sekali", "Fitri, gambarmu juga bagus sekali", maka jika Anda sampai pada anak yang berikutnya, maka pasti ia tidak berminat untuk mendengarkan komentar Anda. Tapi, bila Anda mengomentari secara khusus pekerjaan yang dilakukannya, anak-anak akan sangat gembira. Misainya, "Hamdi, indah sekali pilihan warna yang kamu pilih untuk perahu ini. Ada wama kuning, biru, merah." Kepada anak nomor dua, katakan "Fitri, Ibu sangat suka dengan sayap kupu-kupu yang kamu gambar. Bagus sekali, ada titik hitamnya seperti yang kita lihat di taman kemarin.." Maka, anak berikutnya pun akan menanti-nanti komentar Anda terhadap coretan gambamya. Pujian spesifik akan memberikan semangat pada anak terhadap usaha yang dilakukannya dan menolongnya mampu melihat kelebban usahanya.
v Mengarahkan Pembicaraan
Baik orangtua maupun guru dapat mengarahkan percakapan secara wajar sehingga komunikasi sehari-hari dengan anak-anak dapat diubah menjadi suatu pengalaman belajar. Percakapan yang terarah adalah mengajak seorang anak bercakap-cakap secara wajar dan tidak formal untuk mencapai tujuan belajar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar