Cegah Anak dari Merokok
Selain merusak diri sendiri, merokok juga merusak orang lain. Mereka yang menghirup asap rokok orang lain pun bisa terkena dampak yang tak kalah berbahaya.
Orang-orang yang tidak merokok memang tidak membakar dan mengisap batangan rokok seperti yang dilakukan oleh para perokok. Tetapi mereka bisa juga dikatakan Perokok karena mereka mengisap asap rokok dan menerima dampak buruk yang dihasilkan akibat merokok. Orang-orang inilah yang disebut dengan perokok pasif: tidak merokok tapi terpaksa menghirup asap rokok.
Di samping mengisap asap sampingan (sidestream smoke), yaitu asap yang dihasilkan dari pembakaran rokok saat tidak diisap, perokok pasif juga menghirup asap utama (mainstream smoke) yang dihembuskan balik oleh perokok.
Fakta yang diperoleh dari World Health Organization (WHO) atau Badan Kesehatan Dunia, karena menghirup asap utama yang dihembuskan balik oleh si perokok dan juga asap sampingan, perokok pasif justru mengisap racun yang terkandung dalam asap rokok dua kah lipatnya. Dari sebatang rokok, asap yang dihirup oleh perokok pasif hanya 15%. Selebihnya, kimia beracun, termasuk bahan-bahan yang dapat menimbulkan kanker (karsinogen), terdapat dalam asap rokok menyebabkan perokok pasif mempunyai risiko lebih tinggi untuk menderita kanker paru-paru, penyakit jantung koroner, dan gangguan pernafasan. Sedangkan pada janin, bayi dan anak-anak, paparan asap rokok juga dapat menyebabkan berat badan lahir rendah, bronchitis dan pneumonia, infeksi rongga telinga dan asthma. Bahkan, risiko kematian mendadak akibat asap rokok, juga ditemukan pada anak-anak di bawah umur.
Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Mahapenyayang kepadamu (QS. An-Nisa’: 29).
v Dampak terhadap Wanita, Anak dan Bayi
Akibat paparan asap rokok seseorang terhadap kesehatan orang lain sampai sekarang masih sering disepelekan. Selama ini, orang hanya melarang seorang wanita yang perokok karena dapat membahayakan janin maupun bayinya yang sudah fahir. Padahal, bukan hanya si ibu yang sedang hamil atau menyusui yang perlu berhenti merokok, ayah maupun orang di sekitar ibu dan bayinya, juga harus menghentikan kegiatan merokok itu. WHO bahkan memperkirakan hampir sekitar 700 juta anak atau sekitar setengah dari seluruh anak di dunia ini, termasuk bayi yang masih menyusu pada ibunya, terpaksa mengisap udara yang terpolusi asap rokok. Parahnya lagi, hal itu justru terjadi lebih banyak di dalam rumah mereka sendiri. Nikotin yang ada dalam rokok terserap dengan risiko yang ditimbulkan pada perokok pasif akibat asap rokok ini adalah kerusakan sel yang bisa menyebabkan kanker atau penyakit pernapasan lainnya yang diakibatkan asap rokok. cepat dari saluran pernapasan ke aliran pembuluh darah ibu dan langsung ditransfer ke ASI dengan cara penyerapan secara perlahan.
Jika ada orang luar yang merokok di dekat bayi, maka selain nikotin terserap dari ASI ibu yang terpapar asap rokok, juga diserap langsung melalui pernapasan si kecil. Nikotin, bersama dengan ribuan bahan beracun asap rokok lainnya, juga masuk ke saluran pernapasan bayi. Nikotin yang terhirup melalui saluran pernapasan dan masuk ke tubuh melalui ASI ibunya akan berakumulasi di tubuh bayi dan membahayakan kesehatan si kecil.
"Tidak hanya itu, Nikotin juga dapat mengubah kualitas ASI, misalnya rasa ASI menjadi tidak enak, dan racun dari rokok ini malah terminum oleh bayi.” Sehingga ASI yang mestinya menjadi nutrisi yang amat menentukan bagi perkembangan fisik dan jiwa anak, kini telah teracuni nikotin yang amat membahayakannya. Seorang ibu yang mestinya harus berbelas kasih, kini berbalik menjadi pembunuh atau setidak-tidaknya menjadi penyengsara kehidupan anaknya.
Selasa, 24 November 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar