Minggu, 29 November 2009

Buah Pantat, Kelapa Jenggi 2

v Penawar racun
Pengkultusan makin sah saja sesudah kelapa itu ternyata berkhasiat, sampai disiarkan sebagai buah bertenaga gaib. Seperti buah kelapa ijo yang degannya terkenal menyembuhkan sakit perut karena keracunan, maka air kelapa jenggi ini pun dipercaya bisa menawar racun. Soalnya, air itu memang steril dan mempunyai daya melarutkan yang besar, dibarengi sifat endotherm (menyerap panas dari lingkungan sekelilingnya), hingga mampu menurunkan suhu badan orang demam. Apakah dengan itu keracunan bisa benar-benar ditangkal, masih menunggu kemampuan badan pasien yang bersangkutan untuk mengatasinya. Namun sementara itu, air kelapa (termasuk jenggi) sudah sempat mengencerkan kepekatan racun dan menggentornya ke luar badan melalui keringat dan air yang dibuang di kamar kecil.
Kekuatan menangkal racun kelapa jenggi tidak terbatas pada air buahnya saja, tapi juga pada kentos-nya. Kentos ialah lembaga (biji) yang kelak akan menumbuhkan akar dan batang baru. Untuk itu ia dikaruniai daya serap yang luar biasa, dan mampu mengeluarkan sejumlah enzym pemecah protein, lemak dan karbohidrat cadangan makanan. Pada waktu buah kelapa berkecambah, kentos ini tumbuh ke ruangan dalam dan menyerap, memecah dan menyalurkan makanan cadangan dari daging buah ke lembaga yang tumbuh menjadi batang dan akar. Daya serap dan pemecahan bahan yang luar biasa inilah yang menjadi biang keladi mengapa kentos kelapa jenggi dikatakan mampu menawar racun. Gumpalan kentos kuning pucat yang keras seperti sungu itu kalau direndam dalam air beberapa saat (dengan atau tanpa tiupan mantera) dan diberikan airnya kepada penderita keracunan (untuk diminum), bisa menawar racun juga. Ia kemudian dipercaya lebih lanjut sebagai berkhasiat menyembuhkan bagian tubuh yang sedang terganggu, kalau ia digosok-gosokkan (dengan air sedikit) pada bagian itu. Sangat boleh jadi ini hanya kepercayaan tambahan saja.
Kepercayaan itu makin menjadi-jadi, dan menganggap tempurung kelapa jenggi juga berkhasiat menangkal racun. Para pembesar sipil dan militer zaman Hang Jebat dulu suka menyuruh membuat tempat sirih, kotak tembakau dan mangkuk minum dari tempurung kelapa jenggi, karena menurut ajaran orang tua yang bijak bestari, tempurung itu membebaskan sirih, tembakau, minuman dan racun, yang mungkin saja diselundupkan oleh musuh dalam selimut.

v Penipuan lanjutan
Apakah kentos itu juga berkhasiat sebagai penyembuh seks? Para pedagang jamu di kota-kota pantai ASEAN memanfaatkan kepercayaan penduduk kelas bawahan terhadap tenaga gaib dalam buah kelapa jenggi itu sebagai sumber uang kerukan. Karena bentuk buahnya seperti pinggul wanita, ia diiklankan sebagai jamu penambah gairah. Biasanya lalu ditunjukkan gambarnya yang sugestif. Tukang jual jamu di lapangan kaki lima umumnya juga membawa saksi hidup yang diajak berdialog sesuai skenario yang mendukung kampanye.
Kepercayaan itu didasarkan pada ajaran signatuur. Semacam kepercayaan bahwa Tuhan di alam semesta ini memberi signum (tanda) pada tanaman tertentu, yang dapat dimanfaatkan (tapi hanya oleh orang yang mau mengerti dan percaya saja) untuk penyembuhan. Misalnya, 'daun' (yang sebenarnya batang) patah tulang, Euphorbia tirucalli. Kalau ia sesudah digerus, ditempel clan diikatkan pada tulang tubuh pasien yang patah, maka sakit patah tulang itu juga akan sembuh, seperti pertumbuhan tanaman patah tulang itu, yang walaupun patah-patah toh tumbuh normal.
Nah! Sealiran dengan kepercayaan itu, buah kelapa jenggi yang bentuknya seperti pinggul itu juga dipercaya dapat menyembuhkan pihak-pihak yang lemah syahwat.

v Manfaat Batok Bajenggi di Banten
Nenek saya memilihkan nama Djajasentika untuk saya, dan paman saya, Raden Astrasoetadiningrat, memilihkan nama Suchrawardi. Tetapi paman saya yang lain, Raden Hadji Aboebakar, memilihkan nama Achmad. Achmad ialah nama Arab yang berarti: yang patut dipuji.
Nama-nama itu ditulis di atas secarik kertas yang kemudian digulung, diikat dengan benang dan dimasukkan ke dalam batok bajenggi. Batok bajenggi ialah batok kelapa yang besar. Bentuknya seperti biji jambu monyet, tetapi panjangnya 3 dm, dan lebarnya 2 dm.
Batok ini ada kisahnya. Pohon kelapa yang menghasilkannya tumbuh di sebuah pulau rahasia. Sekali-sekali buahnya jatuh beberapa butir ke laut, lalu hanyut dibawa ombak ke pantai Afrika. Di situ pecahlah kelapa itu dan tempurungnya yang kosong diarak ombak ke seluruh dunia. Beberapa di antaranya terdampar di pantai tanah Jawa.
Batok itu jarang didapat dan mahal sekali harganya. Biasanya ditatah dengan emas dan perak, serta diberi bertangkai emas dan perak pula. Kata orang, kalau makanan anak-anak dilumatkan dalam batok bajenggi itu, lalu disajikan dalam batok itu pula, maka anak yang memakannya akan sehat selama-lamanya.
Sambil membaca ayat suci Al-Quran perlahan-lahan sebagai syarat memakai batok bajenggi itu, ibu saya memilih salah satu kertas tergulung dalam batok itu. Kertas yang dipungut dan dibukanya ternyata bertuliskan nama Achmad. Karena itu, Achmadlah nama saya. (Dari buku Kenang-kenangan P.A.A. Djajadiningrat, 1936) •

1 komentar:

  1. betul pak' kelapa jenggi memang buah langka.
    saya hanya dengar dari almarhum ibu saya, yang menceritakan ttg tempat sirih nenek dulu terbuat dari kelapa jenggi yang diikat perak pinggirnya...hmmm....barang langka

    BalasHapus