Blimbing Wuluh Pendepak Batuk
Seandainya kencur di pasaran tiba-tiba menghilang gara-gara distribusinya tersendat macam yang terjadi pada minyak goreng tempo hari, buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) milik tetangga kita, bisa digunakan sebagai penggantinya. Sebagai bumbu dapur, belimbing wuluh dipakai untuk memberi rasa asam. Sedangkan sebagai bahan obat tradisional, buah beruang lima dengan bentuk agak silinder ini bisa membantu penyembuhan berbagai penyakit selain batuk, di antaranya tekanan darah tinggi. Belum diketahui senyawa apa yang mampu menghentikan batuk. Yang pasti di dalam buahnya terkandung senyawa asam oksalat dan kalium. Untuk menjadikannya sebagai obat batuk, menurut Perry (1980), belimbing wuluh mesti dicampur dengan daun dan bunganya dalam takaran yang sama. Ketiganya direbus selama sekitar 30 menit. Air rebusan inilah yang digunakan sebagai obat batuk. Pada kasus batuk rejan yang tidak mempan diobati dengan obatobatan, bisa disingkirkan dengan mengkonsumsi manisan belimbing wuluh sebanyak 6 - 8 buah.
Serangan batuk juga dapat dipatahkan oleh bunganya. Kembang berwarna ungu dengan panjang sekitar 2 mm ini direbus dengan gula batu. Air rebusan ini lalu diminum. Sayangnya, senyawa yang membuat batuk kabur masih belum diketahui. Yang sudah dilaporkan hanyalah di dalam buah belimbing wuluh terdapat senyawa kalium oksalat.
Daun saga Abrus precatorius yang telah populer di masyarakat sebagai salah satu obat sariawan pun cukup ampuh untuk melawan serangan batuk membandel. Bentuk daun tanaman merambat ini mirip daun asam dengan rasa agak manis. Kurang jelas apakah senyawa yang dapat mengatasi sariawan juga sama dengan yang mampu mengusir batuk. Yang pasti, cara penggunaan daun saga untuk mengusir batuk sama dengan untuk mengobati sariawan. Yakni, daun atau akar saga direbus dan ditambah kayu manis. Air rehusan itu yang diminum.
Tanaman ini tersebar cukup luas di seantero Nusantara. Ini ditunjukkan oleh beragamnya nama di setiap daerah. Di Jawa tumbuhan ini disebut saga telik, di Sunda saga leutik, dan di Sumatra dinamai kanderi atau kunderi. Bagian yang umum digunakan sebagai bahan obat adalah daun atau akarnya. Sedangkan bijinya yang sebesar kacang hijau berwarna merah mengkilat dengan bintik hitam mengandung racun yang dapat mengakibatkan luka pada usus (Tampubolon, 1981). Biji saga mengandung beberapa senyawa kimia, yakni abrin, senyawa bersifat Loksik, dan abric acid. Sedangkan akar, daun, dan batangnya mengandung glycyrhizin.
Masih banyak tanaman yang bisa dipakai untuk menghalau batuk. Namun, tumbuh-tumbuhan yang dikemukakan tadi termasuk yang mudah ditemukan sehingga pemanfaatannya bisa setiap saat yang paling tokcer? Mari kita coba saja. Hanya perlu diperhatikan penggunaannya jangan sampai berlebihan agar efek sampingan yang tidak diinginkan dapat di hindari.
Rabu, 25 November 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar