Sabtu, 28 November 2009

Salah Nutrisi, Otak Bisa Rusak 6

Penderita Tekanan Darah Tinggi
Baru-baru ini pihak Departemen Pendidikan Jepang dipaksa meneliti kembali diet makan siang tersebut, karena ternyata anak anak terlalu banyak diberi makan makanan yang berlemak dan juga banyak mengandung gula. Hal in sebagai akibat dari penghasilan keluarga yang meningkat dan perubahan gaya hidup orang Jepang Akibatnya banyak anak menderita kelebihan berat badan atau kegemukan. Akibat lebih jauh anak-anak tersebut memiliki tekanan darah tinggi. Keadaan ini masih ditambah dengan kurangnya kegiatan olah raga, sehingga meningkatkan jumlah anak yang menderita penyakit yang sebenarnya biasa diderita orang dewasa.
Sudah banyak negara mengingatkan tim-tim peninjau ke Jepang untuk mempelajari sistem makan siang di sekolah yang dipandang cukup berhasil. Namun demikian, masih dijumpai banyak masalah. Umpama saja, karena jauhnya jarak dan lamanya waktu untuk membawakanan dari dapur sentral sekolah-sekolah, makanan yang tadinya panas cenderung menjadi dingin dan rasa lezat pun hilang. Selain itu karena begitu banyaknya jumlah makanan yang diolah dan adanya usaha untuk menyederhanakan pekerjaan yang besar itu, makanan yang disajikan hanya itu-itu saja, tanpa variasi. Tambahan lagi, waktu yang disediakan bagi anak-anak untuk menikrnati makan siang berkisar lima puluh menit. Ini belum dikurangi waktu untul menyediakan makanan dan menyingkirkan tempat bekas makan, sehingga praktis mereka memperoleh sisa waktu duapuluh menit saja. Juga perlu dipertanyakan lebih jauh tentang penggunaan zat-zat tambahan dan kesegaran makanan yang diolah di dapur. Pemecahan masalah itu memerlukan dana dan perlengkapan yang memadai. Padahal kini keduanya terbatas. Karena itu para guru maupun ahli diet mencurahkan segenap kemampuan mereka untuk menjaga agar program makan siang di sekolah tetap berjalan lancar.
Satu contoh yang baik sekali ditunjukkan oleh SD Otsuna di Yokohama, yang telah memperoleh penghargaan dari menteri pendidikan Jepang atas keberhasilannya melaksanakan program ini. Di SD Otsuna anak-anak dari berbagai kelas melakukan acara makan siang bersama-sama dalam satu ruangan besar. Tujuannya yaitu memantapkan kembali hubungan antara anak-anak yang lebih tua dengan yang lebih muda dan sebaliknya, yang pada tahun-tahun terakhir ini nampak semakin luntur saja. Ternyata hasilnya anak-anak yang lebih tua sadar akan kodratnya mengasuh anak-anak yang lebih muda. Suasana akrab yang timbul dari kebersamaan itu membangkitkan selera makan anak-anak.
Makan siang di sekolah bagi anak-anak merupakan salah satu dari enam acara makan bagi orang Jepang dalam satu hari. Kini program itu menjadi salah satu bagian dari kurikulum pendidikan anak-anak di Jepang, yang tampaknya tak bisa tidak dilaksanakan, karena program itu berperan penting dalam pendidikan mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar