Salah Nutrisi, Otak Bisa Rusak 2

Ibu Hamil dan Balita
Ibu hamil dan balita yang menderita anemia bisa menyebabkan kerusakan sel otak secara permanen, sehingga saat memasuki sekolah anak memiliki kecerdasan kurang. Kerusakan otak seperti ini lebih berbahaya dari kerusakan sel-sel kulit. Sekali sel-sel otak mengalami kerusakan tidak mungkin dikembalikan seperti semula. Karena itu, ini perlu mendapat perhatian.
Berbeda halnya kasus busung lapar. Kendati kulit keriput dan perutnya membuncit, dapat diatasi seperti sediakala. Sementara balita yang telah mengalami kerusakan otak secara permanen sulit diatasi. Ini yang dikhawatirkan, terjadinya loss generation karena kerusakan otak. Otak yang mengalami kerusakan sulit dipulihkan.

v ASI Eksklusif untuk Bayi
ASI merupakan nutrisi yang paling tepat untuk bayi. Sebaiknya ASI diberikan eksklusif sampai usia 6 bulan. Apa arti eksklusif? Eksklusif artinya sampai usia 6 bulan bayi hanya minum ASI saja, tidak mendapatkan minuman atau makanan lain selain ASI.
Apakah bayi tidak kelaparan? Bagaimana cara menilai bahwa ASI yang kita berikan sudah cukup? Apabila bayi mengisap satu atau kedua payudara sampai puas, lalu kemudian tertidur 2-4 jam dan berat badan bayi naik dengan memuaskan maka dapat disimpulkan bahwa produksi ASI cukup.
Sebagian bayi tidak banyak tidur, ia ingin selalu ditemani ibunya," termasuk setelah kenyang menyusu. Hal ini jangan dianggap bahwa ASI ibu tidak cukup, asal berat badan bayi bertambah dengan baik.
Sebaliknya bila bayi tetap gelisah setelah mengisap kedua payudara ibu, masih tampak lapar dan naiknya berat badan tidak memuaskan maka perlu diwaspadai kemungkinan kurangnya produksi ASI ibu untuk memenuhi kebutuhan bayi.
Ibu Fenita, pemberian pisang ataupun nasi yang dilumatkan pada bayi yang berusia 1 bulan sangat berbahaya. Mengapa? Karena usus bayi belum dapat mencerna makanan padat atau bahkan yang setengah padat sekalipun. Akibatnya dapat terjadi sumbatan pada usus yang dapat menyebabkan kebocoran usus atau infeksi usus yang dapat berakibat fatal.
Pada usia 6 bulan bayi siap menerima makanan tambahan karena otot-otot mulutnya cukup kuat untuk mengunyah, menelan makanan setengah padat, dan pencernaannya dilengkapi dengan enzim-enzim pencernaan guna mencerna makanan setengah padat yang diberikan.