Metode pertolongan diri terhadap somatisasi
Ada beberapa metode untuk membantu penderita somatisasi. Salah satunya yang berhasil adalah yang diselenggarakan Personal Health Improvement Program, yang diadakan Harvard Pilgrim Health Care selama enam minggu.
Kursus itu mengajarkan beberapa kecakapan, terutama bagaimana mengamati sensasi dalam tubuh dan pikiran, serta perasaan yang muncul, tanpa terburu-buru menduga penyebabnya.
"Dengan sikap netral, mereka bisa lebih menghayati pengalaman itu. Selesai berlatih selama periode itu, orang jadi meningkat kesadarannya terhadap somatisasi dan dapat menanggulanginya sebelum gejala itu menyebabkan penyakit betulan," kata Locke.
Dalam program itu pasien juga belajar menangani permintaan dan janji, termasuk tega menolak permintaan bila memang tak dapat memenuhinya. Ini untuk menghindari beban janji itu kelak yang bisa menimbulkan juga rasa kesal. "Hidup itu penuh dengan permintaan, janji, dan penolakan. Kita perlu belajar bagaimana mengkomunikasikan permintaan, apakah kita sebagai pihak penerima atau pemberi, supaya relasi kita dengan orang lain terpelihara baik. Yang penting, jangan sampai kita 'tertimbun' oleh beban janji yang tidak dapat dipenuhi atau kekesalan yang menumpuk," jelas Locke.
Personal Health Improvement Program memiliki tingkat keberhasilan yang sangat baik. Hasil pengamatan terhadap penderita selama setahun, menunjukkan penurunan angka kunjungan dokter 50% bagi penderita yang melaksanakan program itu. Malah pada kasus-kasus yang berat, kunjungan ke dokter berkurang sampai dua pertiganya saja. Selain menurunkan kadar somatisasi, depresi, dan kecemasan, fungsi kemasyarakatan para penderita juga meningkat.
Kalau program pertolongan diri sendiri, semacam Personal Health Improvement Program tidak tersedia di sekitar kita, berikut ini tip yang barangkali bisa membantu.
Cari dokter yang serius menangani Anda dan gejala-gejala yang Anda alami. Artinya dokter yang mau mendengarkan keluhan pasieri, tanpa cepat-cepat merekomendasikan berbagai pemeriksaan. "Saya anjurkan dokter umum atau dokter keluarga saja, bukan spesialis," kata Kroenke.
Jangan mengharapkan kesembuhan secara cepat. Mungkin dokter perlu waktu 6 - 12 bulan untuk sungguh-sungguh memahami riwayat dan gejalanya. Periksakan diri terhadap gangguan depresi atau kecemasan. Obat depresi banyak mengurangi gejala somatisasi.
Jangan biarkan gejala gangguan somatisasi sampai melumpuhkan aktivitas karena malah akan semakin memperburuk kondisi kita. Usahakan sedapat mungkin untuk mempertahankan gaya hidup normal, baik dalam pekerjaan maupun kehidupan keluarga. Jika penderita mencoba melakukan aktivitas seperti biasa, lama-kelamaan gejala itu akan cenderung berkurang.
Buatlah buku harian untuk mencatat gejala-gejala yang timbul. Catat apa yang sedang Anda lakukan dan rasakan saat gejala-gejala tersebut menyerang. Catatan ini akan memberikan wawasan mendalam tentang penyebab somatisasi dan berguna untuk mengambil langkah yang lebih baik, saat gejala itu muncul lagi.
Tiap hari sisihkan waktu untuk menenangkan pikiran dan bermeditasi. "Ini akan membantu mengenali dan memunculkan perasaan yang terpendam," jelas Locke. Perasaan yang selama ini ditekan sehingga tidak disadari dapat muncul ke permukaan. Sesungguhnya, mengakrabi suasana jiwa, perasaan, dan pikiran sendiri yang biasanya tidak disadari adalah proses yang alami. Dengan cara ini, pernecahan persoalan dapat diperoleh tanpa harus mengakibatkan gangguan somatik.
Olahraga secara teratur mampu mengurangi stres can juga menyehatkan. Semisal jalan-jalan disekitar tempat tinggal kitci atau olahraga seperti tenis. Tentu saja olahraga perlu diatur sesuai usia dan kondisi fisik.
Perhatikan menu makanan sehari-hari. Kafein, misalnya, dapat menyebabkan serangan panik, yang kemuthan dapat menimbulkan sesak napas, berdebar-debar, dan sakit dada. "Penderita somatisasi mesti mempertimbangkan kembali menu mereka, kalau perlu membicarakannya dengan ahli gizi, siapa tahu ada bahan makanan yang bisa memicu timbulnya gejala," saran Locke.
Jika banyak mengalami masalah dalam pergaulan, cari kursus yang mengajarkan cara-cara efektif untuk mengencili diri dan keterampilan berkomunikasi. Kurang bisa berkomunikasi dengan baik mengakibatkan stres, yang dapat termanifestasi pada berbagai macam gejala.
Sadarilah bahwa selalu ada yang tidak dapat diubah dalam hidup. "Ini kebijaksanaan yang kami ajarkan," ujar Marcia Orlowski, manajer pelatihan dan pengembangan klien dongan Harvard Pilgrim Health Care's Personal Health Improvement Program. Karena itu apa gunanya memikirkan hal tersebut? lronisnya, "Banyak orang stres berat karena memikirkan hal-hal di luar kekuasaan mereka," tambah Orlowski.
Bersedia memaafkan, baik diri sendiri maupun orang lain. Ini memungkinkan kita bergerak ke hal lain dalam hidup dan tidak terpaku merenungi, menyesali, kesal tentang suatu kejadian.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar