Sabtu, 28 November 2009

Usamah bin Zaid Ikut Jihad sejak Kecil

Usamah bin Zaid Ikut Jihad sejak Kecil



Sejak kecil sampai dewasa, Usamah memang disayang Nabi. Istimewanya, sejak kecil ia sudah mengabdikan dirinya ikut perang bersama Rasulullah. Dialah pemuda pemberani dan cerdas yang menjadi saksi peperangan Rasulullah.
Sebagaimana Rasulullah menyayangi Usamah waktu kecil, tatkala sudah besar beliau juga tetap menyayanginya. Begitupun Usamah, tak kata yang bisa melukiskan rasa cintanya kepada Rasulullah. Pernah suatu ketika ia mendapat baju dari Rasulullah SAW. Sebagai wujud cintanya, ia senantiasa memakai baju itu se-tiap saat.
Cerita itu bermula ketika Hakim bin Hazam, seorang pemimpin Qurasy, pernah menghadiahkan pakaian mahal kepada Rasulullah. Hakam membeli pakaian itu di Yaman dengan harga lima puluh dinar emas dari Yazan, seorang pembesar Yaman.
Rasulullah SAW ternyata enggan menerima hadiah dari Hakam, sebab ketika itu dia masih musyrik. Lalu, pakaian itu dibeli oleh beliau dan hanya dipakainya sekali ketika hari Jumat. Pakaian itu kemudian diberikan kepada Usamah. Usamah senantiasa memakainya pagi dan petang di tengah-tengah para pemuda Mu-hajirin dan Anshar sebayanya.

v Remaja Cerdas
Sejak meningkat remaja, sifat-sifat dan pekerti yang mulia sudah kelihatan pada diri Usamah. Pan-taslah jika ia disayang oleh Rasulullah. Dia cerdik dan pintar, bijaksana dan pandai, takwa dan wara' yakni senantiasa menjauhkan diri dari perbuatan tercela.
Ada satu cerita lagi yang menggambarkan sifat baik Usamah. Kala itu, ketika pecah Perang Uhud, Usamah bin Zaid datang ke hadapan Rasulullah SAW beserta serombongan anak-anak sebayanya, putra-putra para sahabat. Mereka ingin turut jihad fii sabilillah. Sebagian mereka diterima Rasulullah dan sebagian lagi ditolak karena usianya masih sangat muda. Usamah bin Zaid termasuk kelompok anak-anak yang tidak diterima. Usamah pun pulang sambil menangis. Dia sangat sedih karena tidak diperkenankan ikut berperang.
Di perang yang lain, yakni Perang Khandaq, Usamah bin Zaid kembali datang lagi kepada Rasulullah. Usamah berdiri tegap di hadapan Rasulullah supaya kelihatan lebih tinggi, agar ia diperkenankan ikut berperang. Usahanya pun berhasil, Rasulullah pun mengizinkannya. Luar biasa, pemuda yang lima belas tahun sudah ikut mengangkat ,senjata melawan kaum kafir.

v Sanksi Jihad
Ketika terjadi Perang Hunain, tentara muslimin terdesak sehingga barisannya menjadi kacau balau. Tetapi, Usamah bin Zaid tetap bertahan bersama-sama dengan 'Abbas (paman Rasulullah), Sufyan bin Harits (anak paman Usamah), dan enam orang lainnya dari para sahabat yang mulia. Dengan kelompok kecil ini, Rasulullah berhasil mengembalikan kekalahan para sahabatnya menjadi kemenangan. Beliau berhasil menyelamatkan kaum muslimin yang lari dari ke-jaran kaum musyrikin.
Dalam Perang Mu'tah, Usamah turut berperang di bawah komando ayahnya, Zaid bin Harit-sah. Ketika itu umurnya kira-kira delapan belas tahun. Usamah menyaksikan dengan mata ke pala sendiri tatkala ayahnya ma di medan tempur sebagai syuhada'. Tetapi, Usamah tidak taku dan tidak pula mundur. Bahkar dia terus bertempur dengan gigil di bawah komando Ja'far bin Abi Thalib hingga Ja'far pun mati syahid di hadapan matanya pula.
Usamah menyerbu di bawah komando Abdullah bin Rawahah hingga pahlawan ini gugur puls menyusul kedua sahabatnya yang telah syahid. Kemudian, komando dipegang oleh Khalid bin Walid.
Usamah bertempur di bawah komando Khalid. Dengan jumlah tentara yang tinggal sedikit, kaum muslimin akhirnya melepaskan diri dari cengkeraman tentara Rum. Seusai peperangan, Usamah kembali ke Madinah dengan menyerahkan kematian ayahnya kepada Allah SWT. Jasad ayahnya ditinggalkan di bumi Syam (Syiria) dengan mengenang segala kebaikan almarhum. Sungguh, Usamah adalah saksi peperangan dalam Islam dalam beberapa masa. Subhanallah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar