Rabu, 25 November 2009

Pemeliharaan asparagus

Pemeliharaan asparagus

Namun bila telah gembur, seperti di Pujon, tanah dapat langsung digali memanjang membentuk parit untuk lubang tanarn. Tinggi galian 45 cm dan lebar 40 cm, sedangkan panjangnya disesuaikan dengan panjang lahan.
Tiap hektar lahan perlu pupuk kandang 200 m3 serta 200 kg TSP, 200 kg ZA, dan 100 kg KCl yang dicampur bersama 4 kg furadan. Karena pH tanah di Pujon sekitar 5,6, maka perlu dilakukan pengapuran dengan 200 kg dolomit. Campuran itu dimasukkan ke dalam parit dan diaduk rata dengan tanah.
L'mur 8 bulan dalam polybag, tanaman segera dipindahkan ke lahan yang telah disiapkan. Jarak antar tanaman 40 cm, jarak antar baris 1,25 m. Pemupukan dilakukan lagi pada umur 1,5 bulan dan 3 bulan setelah tanam. Yang digunakan hanya pupuk buatan, dengan dosis masing­masing 100 kg TSP, 100 kg ZA, dan 50 kg KCI. Pupuk ir.i ditaburkan di sekitar tanaman. Satu tahun setelah tanam,
pada awal dan menjelang akhir musim hujan diberi lagi pupuk buatan dengan dosis masing-masing 200 kg TSP, 200 kg ZA, dan 100 kg KCI. Pada saat yang sama pupuk kandang diberikan lagi dengan dosis 200 m3.
Untuk mendapatkan rebung putih dan hijau yang berkualitas baik setiap 3 bulan sekali dari awal
tanam, tanaman perlu dibumbun. Selain itu gulma yang tumbuh di sekitar tanaman harus dicabut. Pada musim kering tanaman perlu sekali-sekali disiram, namun pada musim hujan hal ini tidak perlu dilakukan.
Penyakit-penyakit yang sering menyerang tanaman ini adalah Erwinia yang menyebabkan busuk rebung terutama pada musim hujan, Botritis yang mengakibatkan daun menguning dan rontok, Rust alias bercak cokelat pada batang dan daun, serta Schilophinia atau layu pada tanaman muda.
Pencegahannya dengan menyemprotkan pestisida secara teratur seminggu sekali. Namun bila sudah terserang
Batritis, Rust, atau Schilophinia sebaiknya tanaman dipotong dan langsung dibakar.
Hama yang gemar mengganggu tanaman ini di antaranya ulat dan serangga dari jenis Orthopthera yang senang mengisap rebung. Pencegahannya ialah dengan tnenyemprotkan insektisida seminggu sekali, dengan dosis sesuai label.
Panen sudah dapat dilakukan saat tanaman berumur 17 - 24 bulan. Sebelum dipanen tanaman induk yang telah tua dipotong habis, sisakan hanya 3 - 4 tanaman yang masih muda. Kemudian tumbuhkan lagi tanaman baru. Sam bulan setelah tanaman yang baru itu tumbuh, rebung baru sudah dapat dipanen. Tiga bulan setelah dipanen, tanaman tua perlu dipotong lagi dan ditunggu sampai tanaman yang baru itu tumbuh, baru dipanen lagi, be,gitu seterusnya. Sebenarnya pemotongan tanaman tua tergantung dari ikli'm. Saat musim hujan pemotongan
dapat dilakukan 4 bulan sekali. Sementara pada musim kering panen sebaiknya dikurangi demi pertumbuhan rebung pada panen berikutnya.
Untuk mendapatkan rebung putih yang segar, caranya adalah dengan mengawasi tanaman setiap hari secara seksama. Bila tanah di sekitar tanaman terlihat metekah berarti rebung siap dipanen. Cara memanennya adalah dengan mematahkan rebung dengan hati-hati. Bila keesokan harinya masih ada rebung yang kira-kira bisa dipanen beri tanda dengan menancapkan kayu atau lidi berwarna. Sedangkan bila ingin memanen rebung hijau, tunggu sampai rebung keluar dari permukaan tanah setinggi 15 - 20 cm atau sesuai dengan selera konsumen.
Setelah selesai dipanen, rebung dapat segera dimasukkan ke freezer (lemari pendingin), namun bila tak punya freezer rebung bisa dimasukkan ke dalam keranjang plastik dan segera ditutup dengan lap basah. Bila ingin dikalengkan, setelah panen rebung harus segera diangkut ke pabrik pengalengan. (Kinanti Roospitasari)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar