Mengendalikan Detak Jantung, Menangkal Stres
Situasi moneter yang tak menentu dapat dipastikan menimbulkan banyak stres. Rambut rontok merupa-kan salah satii gejalanya. Bila tak cepat disadari dan ditanggulangi, kesehatan jadi taruhannya, Evaluasi diri dan mengelola stres dengan me-tode pengendalian detak jantung bisa menjadi solusi.
Soniman yang eksekutif puncak di suatu perusahaan swasta baru-baru ini resah setiap kali berdiri di depan cermin. Ada "noktah-noktah" mencemaskan di kepalanya. Noktah itu berupa kulit kepala yang tak berambut, alias botak. Mulanya "pulau" gundul ini hanya ditemukan di satu lokasi, tapi kemudian ditemukan lagi di kawasan lain. Kebotakan itu terasa aneh, bukan saja karena usianya baru menginjak 40 tahun, juga karena sejak dulu rambut adalah salah satu kebanggaannya karena tebal. Mengapa tiba-tiba jadi begini?
Ia lalu berkonsultasi dengan dokter spesialis kulit. Di sa-ping memberi resep obat, baik diminum maupun disemprotkan di kulit kepala yang tandus itu, dokter serius berpesan, "Pak, usahakan jangan stres karena itulah sumber masalahnya."
Mengingat situasi krisis moneter belakangan ini, yang kemudian melahirkan berbagai keresahan, kecemasan, dan isu, Soniman memang contoh konkret korban situasi. Persisnya, korban stres.
Bahwa stres mengakibatkan botak tidak hanya di-alami oleh Soniman. Sebuah survai di Inggris menemukan, 30% dari 800 wanita karief yang diwawancarai menderita kerontokan rambut. Bahkan menurut Hairline International, lembaga pendukung bagi wanita yang menderita kerontokan rambut, akhir-akhir ini semakin banyak saja wanita yang rontok rambutnya akibat stres dalam pekerjaan. Biasanya mereka itu para wanita yang berhasil menduduki jabatan dengan tanggung jawab besar.
Kerontokan rambut hanya satu dari sekian banyak penderitaan akibat stres. Sakit maag, sakit kepala, alergi, tekanan darah tinggi, dan berbagai gangguan psikologis maupun fisiologis bisa muncul karena stres. Maka logislah kalau bermunculan juga pelbagai petunjuk, metode, dan tips tentang bagaimana mengatasi stres.
Kamis, 26 November 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar