Selasa, 24 November 2009

Memperhatikan Pergaulan Anak

Memperhatikan Pergaulan Anak


Dari Aisyah Ra mengatakan: Aku mendengar Nabi Saw bersabda: Jiwa itu berkelompok dan dikelompok-kelompokkan. Jiwa yang saling mengenal (menaruh empati pada yang lain) akan berkasih sayang. Sedangkan jiwa yang membenci (pada yang lain) akan saling bertikai.
(HR. Bukhari dalam Kutubut Tis’ah, bab Arwah).
Yang perlu diperhatikan lagi terhadap anak-anak agar moralnya dapat dimonitor terus oleh kepala keluarga selaku penanggungjawab biduk rumahtangga, adalah perihal sebagai berikut:
· Siapakah teman-teman anak-anak?
Adakah mereka pernah bertemu dengan kita atau kita yang mencari tahu tentang mereka? Apa yang dilakukan oleh anak-anak kita bersama mereka di luar rumah? Apa yang ada di dalam laci dan tas mereka, di bawah bantal, kasur dan apa yang mereka rahasiakan?
· Ke mana anak kita pergi, terutama anak gadis, dan dengan siapa?
Sebagian orang tua tidak mengetahui kalau ternyata di dalam lemari anaknya terdapat gambar-gambar dan kaset video yang tidak mendidik, bahkan kadang-kadang narkoba atau pil koplo.
Sebagian lagi tidak tahu, anak gadisnya pergi ke pasar bersama pembantu, lalu ia menyuruh pembantu itu menungguinya bersama sopir, selanjutnya ia pergi sesuai janjinya dengan salah seorang kekasihnya, sebagian lain pergi menghisap rokok bersama kawan-kawan sepermainannya yang jahat.
"Sesungguhnya Allah akan meminta pertanggungjawaban kepada setiap pemimpin atas apa yang dipimpinnya (apakah ia menjaganya atau melalaikannya) sehingga seorang imam adalah pemimpin dan akan ditanya mengenai kepemimpinannya. Seorang laki-laki adalah pemimpin keluarganya dan akan ditanya tentang kepemimpinannya dst."
(HR. Baihaqi, Ahamad, Abu Daud, Tirmidzi dari Ibnu Umar – shahih, Jamius Shaghir, hal 236).

v Yang Perlu Diperhatikan
· Hendaklah pengawasan dilakukan dengan diam-diam, tidak untuk menakut-nakuti, agar anak-anak tidak merasa kehilangan kepercayaan diri.
· Dalam menasihati dan memberi hukuman (jika perlu) hendaknya memperhatikan umur, pengetahuan dan tingkat kesalahan yang mereka lakukan.
· Hati-hatilah untuk melakukan penelitian mendalam, jangan sampai terjerumus pada satu sisi, yakni hanya mencari sisi negatrifnya, dengan tanpa mempedulikan sisi positif yang lebih banyak. Kita bukan dalam perusahaan, dan ayah bukanlah malaikat yang ditugasi menulis semua dosa dan kesalahan. Dengan demikian hendaknya membaca banyak-banyak buku tentang dasar-dasar pendidikan dalam Islam.
Sebagian orang melepaskan kendali untuk anaknya, karena takut -menurut anggapannya bahwa anak itu akan membencinya. Sebagian lagi melepaskan kendali anaknya sebagai bentuk penolakan terhadap pendidikan ketat dan keras yang ia alami dari ayahnya dahulu (kakek si anak), ia menganggap bahwa anaknya harus ia perlakukan sebaliknya secara serius. Sebagian lain ada yang sampai keterlaluan hingga mengatakan: "Biarkanlah putra-putri kami menikmati masa remajanya seperti yang mereka kehendaki" Ini jelas merugikan. Merugikan sang anak, merugikan orangtrua, dan merusak ketenteraman linkungan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar