Keluarga, Prioritas Proyek Dakwah
Sebagaimana proyek dakwah lainnya yang membutuhkan perencanaan hingga evaluasi yang rapi, proyek dakwah dalam keluarga pun demikian. Beberapa langkah berikut adalah upaya yang dapat dilakukan seorang muslimah dalam menyusun proyek dalam keluarganya, di antaranya:
1. Alokasikanlah waktu bersama suami untuk membangun rencana strategis keluarga, yang dibagi dalam tujuh proyek dakwah keluarga, untuk jangka waktu lima tahun.
2. Buatlah turunan dari rencana tersebut untuk program tahunannya. Jangan lupa untuk menunjuk penanggungjawab setiap program. Sosialisasikanlah kepada pihak-pihak terkait, seperti khadimat, keluarga yang tinggal serumah, dan lain-lain.
3. Lakukan evaluasi dan masukan bagi perbaikan pelaksaan program selanjutnya.
Mungkin hasil yang Anda dapatkan tidak bisa memenulni semua harapan Anda. Namun, selagi masih memiliki semangat untuk memperbaiki proses dan berdoa penuh harap kepada Allah SWT. tentu jauh lebih baik daripada membiarkan proyek berharga ini terbengkalai begitu saja.
Yang lebih utama lagi, perhatikan shalat keluarga Anda, sebab dari situ moralitas keluarga akan menjadi bagus.
Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab (Al -Qur'an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS. Al-Ankabut: 45).
Selain itu, shalat telah ditetapkan Allah sebagai alat untuk mensukseskan segala aktivitas positif keluarga Anda, terutama Allah akan segera memberi pertolongan terhadap apa yang Anda butuhkan. Periksa firman:
Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’ (QS. Al-Baqarah: 45).
Pada pada lazimnya, yang paling berat adalah shalat Subuh, selaku ibadah yang amat besar pahalanya, apalagi bila dilaksanakan dengan berjamaah, baik di masjid-masjid atau pun di rumah beserta keluarga, sehingga amat memerlukan perhatian khusus
Al-Ghazali dalam Ihya’nya menerangkan bahwa di zaman sahabat, masjid-masjid penuh dengan hadirin yang menunaikan shalat Subuh, sehingga ketika Umar bin Khathab terbunuh oleh Abu Lu’luah, jamaah yang berada di belakang tidak mengerti peristiwa itu, saking banyaknya jamaah. Setelah Umar ditusuk, imam shalat langsung diambil alih oleh Abdurrahman bin Auf. Padahal pada biasanya, yang dibaca Umar ketika Shubuh adalah surah Yusuf. Hadirin hanya terbengong ketika surah yang dibaca beralih menjadi pendek, dan salat Subuh menjadi lebih cepat.
Itulah gambaran kurun sahabat ketika menjalankan shalat Subuh, memang pantas Islam berjaya di kurun itu, sehingga Rasulullah bersabda:
Sebaik-baik manusia adalah generasiku, kemudian mereka yang di belakanghnya, kemudian mereka yang di belakangnya. Kemudian setelah mereka datanglah kaum yang berusaha gemuk, mereka menyukai gemuk. Juga senang menjadi saksi sebelum mereka diminta.
(HR. Tirmidzi dan Hakim dari Imran bin Hushain –shahih, Jamius Shagir, hal. 148).
Kita kembali ke pokok permasalahan. Untuk itu kiranya sangat perlu menjelaskan berbagai tips untuk Membangunkan Anak agar melaksanakan Shalat Subuh dengan senang, bahkan bisa berjamaah dan di pagi buta. Buka setelah matahari terbit atau bahkan meninggalkan shalat.
Selasa, 24 November 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar