Jumat, 27 November 2009

Hati-hati Kalau Mata Pedih dan Napas Sesak 5

Dua korban jiwa
Bahaya formalin sebagai bahan disinfektans bisa dilihat pada contoh nyata berikut ini. Siegfried Walter, seorang duda yang sakit ginjal, ayah 12 anak, tiga di antaranya di bawah umur, harus masuk ke pusat dialisa Bochum Riemke, untuk cuci darah.
Sebelum cuci darah dilakukan, ahli teknik menemukan sisa larutan formalin pada alat ginjal buatan itu. Larutan ini digunakan untuk membersihkan alat itu. Jadi alat itu dicuci beberapa kali lagi sebelum digunakan pada Walter.
Sambil menjalani cuci darah Siegfried Walter berbaring bersebelahan dengan ahli teknik elektro Rainer (38). Mereka memainkan suatu permainan dengan tetangganya Edith Krause, wanita berusia 53 tahun, untuk melewatkan waktu.
Dua jam kemudian tekanan turun di saluran tempat air steril masuk ke ginjal buatan. Ahli teknik memasang saluran air darurat. Tiba-tiba Siegfried Walter mengeluh: "Saya tidak bisa bernafas lagi." Edith Krause melihat kedua pria itu jatuh pingsan. Ia sendiri merasa tangannya menjadi panas, kemudian juga kepala, perut dan seluruh badannya. "Tolong", teriaknya. Lalu ia.juga jatuh pingsan.
Sekarang hampir pasti bahwa Siegfried Walter dan Rainer Duengelmann pada tanggal 13 Okto-ber 1978 meninggal karena formalin yang digunakan sebagai bahan desinfektans. Demikian menurut jaksa Bochum. Nyonya Krause nyaris meninggal. Siapa yang salah masih harus ditentukan. Prosesnya sedang berlangsung. Jumlah formalin yang mematikan itu rupanya terkumpul dalam tonjolan buntu penyalur air darurat, yang panjangnya hanya beberapa sentimeter.
Untuk janda Monika Duengelmann percuma saja peraturan bahwa kontrol obat desinfektans dipertajam dan alat dialise baru tidak ada tonjolan buntunya lagi. Dia dan putrinya Regina yang banu berusia 4 tahun harus hidup dari pensiun kecil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar