Rabu, 25 November 2009

Gejala Silinder pada Mata

Gejala Silinder pada Mata
Selain rabun jauh dan rabun dekat, silinder meru­pakan gangguan bentuk kornea yang mengganggu penglihatan dan banyak menyerang anak-anak. Apa saja penyebab dan bagaimana cara mengatasinya?
Istilah Astigmatismus adalah salah satu jenis kelainan refraksi, yaitu kondisi mata yang tidak mampu membiaskan atau memfokuskan cahaya ke retina sehing­ga bayangan benda yang dilihat menjadi kabur. Astigmatismus atau yang bi­asa dikenal dengan silinder meru­pakan gangguan bentuk kornea mata sehingga mempengaruhi pandangan.

v Kenali Penyebabnya
Stigmatismus disebabkan beberapa faktor.
Pertama, karena bawaan lahir, yaitu bentuk kornea mata yang tidak sempurna sejak penciptaannya. Bahkan, analoginya seperti bentuk hidung yang kurang mancung sejak lahir. Maka tidak ada yang mampu mengubahnya, kecuali dengan operasi rekayasa.
Kedua, karena trauma jalan lahir, yaitu pada saat proses kelahiran terjadi benturan atau desakan antara kepala dengan jalan lahir. Ketika benturan ter­jadi di kepala, organ kepala yang paling rapuh saat itu adalah mata sehingga menyebabkan kelainan bentuk pada kornea.
Ketiga, pengaruh pertumbuhan. Proses pertumbuhan manusia adalah usia 0-19 tahun. Pada kondisi normal, seharusnya seluruh organ tubuh tumbuh bersama-sama. Namun pada kondisi tertentu, memungkinkan pertumbuhan organ tersebut ti­dak bersamaan. Juga pada organ mata, sangat memungkinkan, pertumbuhan kornea antara sudut kanan dan kiri tidak sama sehingga terjadi silinder.
Keempat, kebanyakan gizi. Sesuatu yang berlebihan juga tidak baik. Begitu pula dengan gizi dalam tubuh. Menurut teori yang telah diakui bersama, ke­banyakan gizi mampu membuat pertumbuhan organ terlalu cepat dari kondisi normal. Dan bila ini terjadi di mata, sangat memung­kinkan, pada saat pertumbuhan terjadi perbedaan tumbuh pada organ mata yang berpengaruh pada bentuk kornea.
Kelima, trauma. Bisa terjadi karena adanya pembengkakan pada mata yang disebabkan gang-guan kesehatan. Seperti bengkak karena mata merah dan timbilan. Membuat kornea menjadi tidak normal. Tetapi biasanya mata kembali normal ketika penyebab-nya telah pergi, alias sembuh. Namun, jika gangguan ini sering terjadi, maka potensi terjadinya kelainan bentuk kornea sangat besar.
Pada umumnya, silindir ter­jadi sejak.lahir, namun berdasarkan di atas tidak sedikit pula yang baru muncul saat pertumbuhan. Menurut Armanto, silinder bukanlah penyakit, tetapi gangguan penglihatan. Ada dua jenis sil­inder, yaitu regular dan irregular.
Silinder regular, merupakan ganguan kornea yang bentuknya beraturan. Misalnya satu sisi melengkung atau cekung, atau dua sisi sama cekung. Silinder irregular, terjadi gang­guan kornea yang bentuknya ti­dak beraturan, misalnya sisi kanan atas cembung, sedangkan sisi kanan bawah berbentuk cekung. Atau terjadi hal yang sama di semua sisi.

v Bisa Disembuhkan
Meskipun demikian, bukan berarti gangguan ini tidak bisa diatasi. Untuk jenis silinder reguler bisa dibantu dengan penggunaan lensa kontak toric, sementara untuk yang irreguler bisa dengan lensa kontak keras. "Lensa di sini sifatnya hanya membantu, tetapi tidak bisa menyembuhkan."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar