Tipe Pola Asuh Anak
Apa saja tipe pola asuh apa yang perlu Anda ketahui?
Anak-anak merupakan masa pembentukan kepribadian. Bayi berusia 3 bulan sudah menunjukkan karakteristiknya, seperti tingkat aktivitas, rentang atensi, adaptabilitas pada perubahan lingkungan, dan mood.
Seorang bayi mungkin aktif, mudah dialihkan perhatiannya dan tidak mudah ditenangkan jika gelisah, bayi lainnya mungkin banyak diam, tekun dalam memusatkan perhatian pada satu aktivitas, dan mudah ditenangkan.
Dari kriteria ini, bayi Anda termasuk dalam karakteristik yang mana? Hal ini sebagian besar ditentukan oleh faktor nature (genetic/keturunan). Karena hasil penelitian menunjukkan bahwa penurunan genetik merupakan determinan yang penting dalam hal temperamen sosiabilitas, emosionalitas, dan aktivitas. Selain faktor genetik, kepribadian juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan, salah satunya pola asuh.
Ada beberapa tipe pola asuh, di antaranya adalah:
1. Tipe Autoritatif
Orangtua yang menerima dan melibatkan anak sepenuhnya. Memiliki tingkat pengendalian yang tinggi dan mengharuskan anak-anaknya bertindak pada tingkat intelektual dan sosial sesuai usia dan kemampuan mereka. Tetapi mereka tetap memberi kehangatan, bimbingan, dan komunikasi dua arah. Memberikan penjelasan dan alasan atas hukuman dan larangan. Anak dari orangtua seperti ini akan tumbuh menjadi anak yang mandiri, tegas terhadap diri sendiri, ramah dengan te-man sebayanya, dan mau bekerja sama dengan orangtua. Mereka juga kemungkinan berhasil secara intelektual dan sosial, menikmati kehidupan, dan memiliki motivasi yang kuat untuk maju.
2. Tipe Otoriter
Orangtua yang menuntut dan mengendalikan semata-mata karena kekuasaan, tanpa kehan-gatan, bimbingan, dan komunikasi dua arah. Mereka mengendalikan dan menilai perilaku anak dengan standar mutlak, mereka menghargai kepatuhan, rasa hormat terhadap kekuasaan mereka, dan tradisi.
Anak-anak dengan orangtua seperti ini cenderung memiliki kompetensi dan tanggung jawab sedang, cenderung menarik diri secara social dan tidak memiliki sikap spontanitas. Anak perempuan akan tergantung pada orangtuanya dan tidak memiliki motivasi untuk maju, anak laki-laki cenderung lebih agresif dibandingkan anak laki-laki yang lain.
3. Tipe Penyabar
Orangtua yang menerima, responsif, sedikit memberikan tuntutan pada anak-anaknya. Anak ini lebih positif moodnya dan lebih menunjukkan vitalitasnya dibandingkan anak dari keluarga otoriter. Orangtua yang serba membolehkan (permisif) akan mendorong anak menjadi agresif, dan cenderung tidak percaya diri.
4. Tipe Penelantar
Orangtua seperti ini lebih memperhatikan aktivitas diri mereka sendiri dan tidak terlibat dengan aktivitas anak-anaknya. Mereka tidak tahu di mana anak-anak mereka berada, apa yang sedang dilakukan, dan siapa teman-temannya saat di luar rumah, mereka tidak tertarik pada kejadian-kejadian di sekolah anak, jarang bercaka-cakap dengan anak-anaknya, dan tidak mempedulikan pendapat anak-anaknya.
Dari ke empat tipe pola asuh ini, telah dilakukan penelitian, mulai dari pengisian kuisioner, hingga analisis rancangan acak.. Hasilnya, tipe pola asuh autoritatif, secara kualitiatif menunjukkan angka yang signifikan, tetapi secara kuantitatif menunjukka angka non-siginifikan
Dari sini bisa ditarik kesimpulan bahwa keluarga yang berhasil mendidik putra-putrinya dengan gemilang, jumlahnya belum memadai. Jadi keluarga yang berhasil mendidik putra-putrinya dengan pola asuh autoritatif bisa dikatakan sebagai keluarga yang sukses. Selamat bagi Anda yang telah menjadi orangtua autoritatif, dan bagi yang belum, tidak ada pilihan lain kecuali berusaha belajar menjadi orangtua autoritatif.
Sabtu, 28 November 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar