Sabtu, 28 November 2009

Pengaruh genetik dan lingkungan pada ABG

Pengaruh genetik dan lingkungan
Namun jangan lupa, pertumbuhan dan kematangan remaja juga ikut dipengaruhi faktor genetik (keturunan) dan lingkungan. Sejumlah penelitian membuktikan, faktor genetik turut menentukan tinggi serta berat badan, bentuk tubuh, ukuran buah dada serta tingkat pertumbuhan seseorang. Dalam lingkungan yang relatif stabil, faktor genetik memegang peranan penting dalam pertumbuhan serta masa pubertas.
Bagaimana faktor lingkungan juga menunjang pertumbuhan remaja, bisa diambil contoh di negara maju, di mana kaum remaja generasi sekarang lebih tinggi fisiknya dan lebih cepat mengalami masa puber karena daya beli yang cukup tinggi dan pengetahuan gizi yang lebih baik. Remaja putri meng-alami perubahan masa awal haid dari rata-rata 14 tahun menjadi 12,9 tahun antara 1900 - 1960. Di samping faktor gizi, faktor sosio-ekonomi, kesehatan, serta penyakit ikut mempengaruhi pertumbuhan remaja.
Perubahan gaya hidup serta komposisi tubuh remaja membutuhkan zat-zat gizi khusus. Energi diperlukan untuk pertumbuhan fisik mereka, namun jumlah yang cukup pada remaja pria berbeda dengan wanita. Energi khususnya diperoleh dari makanan sumber zat tenaga seperti nasi, jagung, singkong, ubi, dan sebagainya. Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan antara pertumbuhan tinggi badan dan asupan kalori yang dikonsumsi remaja.
Peneliti Wait dkk. mengusulkan penggunaan satuan kilo kalori per sentimeter (kkal/cm) sebagai patokan kebutuhan energi bagi pertumbuhan tinggi badan. Kebutuhan energi untuk pertumbuhan tinggi badan remaja putri-usia 11-18 tahun diperkirakan 10-19 kkal/cm, sementara remaja pria umur 11 - 18 tahun adalah 23 - 33 kkal/cm.
Kebutuhan energi ini tergantung pada tingkat pertumbuhan seseorang, tingkat kematangan fisik (maturasi), komposisi tubuh, serta aktivitas. Sebagai contoh, seorang atlet pria (15 tahun) membutuhkan kira-kira 4.000 kalori/hari untuk mempertahankan berat badannya, sedangkan seorang remaja putri non-aktif membutuhkan kurang dari 2.000 kalori/hari untuk mempertahankan berat badannya.
Selain energi, remaja juga perlu mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung protein. Penelitian lain menyatakan, konsumsi protein yang cukup akan mendongkrak tinggi badan. Dari survai di Jepang tahun 1962 ketahuan, remaja pria usia 14 tahun yang lahir sesudah masa PD II mempunyai tinggi badan 7,6 cm lebih tinggi dibandingkan dengan sebelum PD I.
Seperti diketahui, protein dapat diperoleh dari makanan berasal dari bahan makanan nabati seperti kacangkacangan, tempe dan sebagainya., serta dari hewan seperti telur, ikan, ayam, daging, susu serta hasil olahannya.
Kebutuhan protein yang direkomendasikan untuk pertambahan tinggi badan rata-rata 0,3 g/cm per hari. Kebutuhan ini tentu akan bertambah seiring dengan bertambahnya usia. Bila kebutuhan akan energi dalam tubuh bertambah tapi tidak mencukupi, mungkin karena sedang diet ketat, menderita penyakit kronis, atau asupannya kurang, sebagai kompensasinya kebutuhan protein akan meningkat untuk menutupi kekurangan. Akibatnya, protein untuk membangun sel-sel jaringan tubuh yang baru atau memperbaiki jaringan yang rusak tidak cukup. Dalam keadaan demikian, bisa terjadi penurunan tingkat pertumbuhan badan dan massa otot tubuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar